Teheran (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Iran pada Minggu (22/2) mengkonfirmasi ledakan bom di kediaman duta besarnya di Ibu Kota Libya, Tripoli, demikian laporan kantor berita Tasnim.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham mengutuk pemboman tersebut dan mengatakan tidak ada korban jiwa serta hanya ada kerusakan kecil.

Iran memantau situasi di Libya secara seksama dan menentang setiap campur tangan asing dalam urusan dalam negeri di negara Afrika tersebut, kata Marzieh Afkham, sebagaimana diberitakan Xinhua.

"Kami percaya bahwa perkembangan di negara itu (Libya) mesti memberi hasil melalui konsensus politik dan dialog nasional di kalangan pihak yang terlibat," kata juru bicara itu.

Ia mendesak agar dialog politik dilakukan di Libya --negara yang dirongrong konflik-- guna memerangi "pelaku teror dan petempur garis keras".

Pembentukan "pemerintah persatuan nasional" akan menghalangi jalan gerilyawan fanatik dan perusuh di negara Arab tersebut, katanya.

Dua bom meledak di gerbang kediaman duta besar Iran di Tripoli pada Ahad. Tak seorang pun cedera dalam peristiwa itu, kata stasiun TV Al-Jazeera.

Kelompok fanatik Negara Islam telah mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut. Pernyataan itu disampaikan melalui Twitter, dengan bunyi "tentara kekhalifahan (ISIS) telah melancarkan serangan ganda ke kedutaan Iran di Tropoli dengan menggunakan alat peledak".

(Uu.C003)


Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015