Kami (Komisi III DPR RI) telah membantu anggaran bagi Badan Narkotika Nasional (BNN) agar bekerja maksimal dalam menangani persoalan Narkoba,"
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil mengatakan persoalan narkoba sudah menjadi perhatian nasional karena Indonesia saat ini sudah menjadi negara produsen bukan sebagai negara transit peredaran.

"Kami (Komisi III DPR RI) telah membantu anggaran bagi Badan Narkotika Nasional (BNN) agar bekerja maksimal dalam menangani persoalan Narkoba," kata Nasir Djamil melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Hal itu dikatakan Nasir saat mengunjungi pusat rehabilitasi Sosial dan Medis, Penyalahgunaan dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Nafza) di Kota Banda Aceh, Minggu (22/2). Kunjungan tersebut dalam mengisi reses di Sidang II Tahun 2015.

Nasir menjelaskan pengguna narkoba yang kini tengah menjalani rehabilitasi, diharapkan benar-benar serius dan berjuang keras untuk melewati proses-proses yang dilakukan oleh pihak rehabiilitasi.

Hal itu menurut dia, agar mereka kembali normal dan lepas dari ketergantungan terhadap narkoba yang bisa merusak masa depan penggunanya sendiri.

"Jangan sia-siakan kehidupan masa muda kita hanya dengan narkoba. Tuhan memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri sehingga masa depan mantan para pengguna narkoba cerah dan bisa membangun kehidupan yang baik," ujarnya.

Dia menegaskan peran generasi muda Aceh sangat penting dalam meminimalisasi peredaran narkoba di Provinsi Aceh.

Menurut dia semua pihak memiliki tanggung jawab untuk melenyapkan narkoba dari Aceh.

"Kalau tidak, maka tidak ada jaminan kalau lima atau sepuluh tahun ke depan Banda Aceh yang tadinya berjuluk Serambi Mekah menjadi Serambi Narkoba," katanya.

Nasir Djamil yang didampingi Kepala Kanwil Kemenkumham Aceh dan Kalapas Lhoknga, berbincang dengan para napi dan tahanan sekaligus memeriksa sel para napi dan tahanan menjalani masa hukuman mereka.

Dia menjelaskan dari hasil perbincangan dengan para napi dan tahanan, diketahui mayoritas lapas tersebut dihuni oleh para napi dan tahanan kasus Narkoba.

"Mereka melakukan tindakan melawan hukum tersebut karena himpitan ekonomi," katanya.

Dia berharap saat para napi sudah keluar dari lapas, tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa mengembalikan mereka kepenjara.

Selain itu dia berharap mereka bisa memperbaiki hidupnya setelah keluar dari penjara.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015