Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bekerja sama dengan perusahaan Oracle dalam pengembangan pusat kecerdasan buatan (AI) di Asia Tenggara.
Kerja sama ini berfokus pada pembangunan klaster GPU terbesar di kawasan sebagai upaya Indonesia memperkuat kedaulatan digital dan meningkatkan daya saing teknologi nasional di tingkat global.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (5/5), menyatakan bahwa Oracle akan meluncurkan wilayah cloud publik.
Fasilitas ini diproyeksikan menjadi pusat data dengan teknologi mutakhir yang mampu menopang beban kerja AI berskala besar, sekaligus mendukung keamanan dan kedaulatan data nasional.
Baca juga: PANRB, DEN dan Komdigi percepat transformasi digital pemerintah
“Kami ingin Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pusat pengembangan AI di Asia Tenggara,” kata Meutya.
Selain infrastruktur, kerja sama ini juga mencakup pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan AI bagi pelajar, tenaga kerja, dan aparatur negara.
Baca juga: Kemkomdigi perkuat ruang digital dengan blokir 1,3 juta konten judol
Senior Vice President Oracle untuk Jepang dan Asia Pasifik (JAPAC), Chris Chelliah, mengatakan bahwa Indonesia adalah pasar strategis dengan potensi besar untuk menjadi pemimpin AI regional.
“Kami melihat Indonesia sebagai pusat pertumbuhan AI yang dinamis. Oracle tidak hanya membawa teknologi dan investasi, tetapi juga membangun infrastruktur yang siap menjawab kebutuhan lokal, mulai dari keamanan data hingga keberlanjutan ekosistem digital,” katanya.
Lebih lanjut, Komdigi dan Oracle akan membentuk tim kerja bersama untuk menyusun peta jalan pengembangan AI nasional yang inklusif dan berdaya saing global.
Baca juga: Indonesia siap jadi episentrum pengembangan AI
Baca juga: Kemkomdigi gandeng Universitas Tokyo kembangkan kurikulum AI
Baca juga: Indonesia dan India siapkan lompatan untuk konektivitas 5G dan AI
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.