Bila tidak memenuhi prosedur, maka operasi tidak akan kami laksanakan
Jakarta (ANTARA) - Kepala Basarnas Mohamad Syafi’i membantah adanya praktik kanibalisasi alutsista SAR di lembaganya dan menegaskan bahwa operasional pesawat dan kapal tetap mengikuti prosedur standar keselamatan secara ketat.
Dugaan praktik kanibalisasi alutsista SAR ini menjadi salah satu poin pertanyaan dari Anggota Komisi V DPR RI Muhamad Lokot Nasution kepada Basarnas, saat agenda rapat dengar pendapat di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa.
“Tidak ada yang kami kompromikan soal safety. Bila tidak memenuhi prosedur, maka operasi tidak akan kami laksanakan,” kata Syafi'i dalam rapat itu.
Syafi'i membenarkan bahwa akibat efisiensi anggaran pasca-pandemi COVID-19, kesiapan operasional sejumlah alutsista SAR memang disesuaikan. Dari anggaran semula hampir Rp3 triliun, kini hanya sekitar Rp1 triliun.
Basarnas dengan keterbatasan itu, memprioritaskan pengoperasian unit-unit yang benar-benar siap agar misi penyelamatan tetap berjalan tanpa menurunkan standar.
“Kami tidak kanibal antar-pesawat berbeda jenis. Yang dilakukan adalah pengalihan suku cadang antar-unit sejenis dan dalam lingkup satu sistem,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa Basarnas memiliki lebih dari 300 kapal dari berbagai ukuran dan sejumlah pesawat yang tersebar di beberapa kota seperti Bogor, Surabaya, dan Tanjungpinang.
Dalam praktiknya, operasional dibuat fleksibel. Jika satu unit sedang bertugas, maka yang lain bersiap menggantikan sesuai skala prioritas dan kebutuhan lapangan.
Syafi’i menegaskan bahwa meskipun kondisi keuangan terbatas, Basarnas tetap memegang komitmen untuk menjaga profesionalisme dan kepercayaan publik terhadap kemampuan lembaga dalam merespons situasi darurat.
Sementara itu, Lokot mengakui bahwa dirinya menerima informasi dugaan pemanfaatan silang antar komponen alutsista SAR atau disebutnya sebagai kanibalisasi itu dari mitra kerja Basarnas.
Menurutnya informasi itu penting dikonfirmasi langsung kepada Kepala Basarnas dengan harapan perawatan pesawat, kapal, mobil taktis atau apapun alutsista SAR harus sesuai spesifikasi, selalu siap dan aman untuk digunakan dalam segala macam operasi kemanusiaan.
"Jangan ada lagi anggota bapak yang menjadi korban," kata dia.
Baca juga: Basarnas tunda pengadaan alutsista SAR setelah anggaran diefisienkan
Baca juga: Basarnas tambah peralatan operasi SAR laut di Belitung
Baca juga: Basarnas catat waktu respons tercepat 15,7 menit selama Lebaran 2025
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025