Jakarta (ANTARA) - Lebih dari 16.000 anak tewas di Jalur Gaza sejak dimulainya serangan militer Israel pada 7 Oktober 2023, yang berarti satu anak tewas setiap 40 menit, demikian dilaporkan otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Senin (5/5).

Marwan al-Hams, direktur rumah sakit lapangan dari otoritas kesehatan Gaza, mengatakan korban tewas meliputi 16.278 anak, termasuk 908 bayi dan 311 bayi baru lahir yang meninggal pascakelahiran. Pernyataan itu disampaikan oleh Al-Hams dalam konferensi pers di Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, Gaza selatan.

Seorang perempuan Palestina menangisi jeazah anaknya yang terbunuh karena serbuan udara di Gaza, 23 April 2025. Xinhua/Rizek Abdeljawad

Ia menyoroti bahwa situasi kemanusiaan memburuk secara signifikan sejak Israel menutup perlintasan pada awal Maret lalu, menghambat layanan kesehatan penting. Hal ini menyebabkan ribuan anak dan ibu hamil tidak dapat mengakses perawatan medis, yang semakin memperburuk krisis.

Ia juga menyebutkan bahwa ribuan anak tinggal di pusat-pusat pengungsian tanpa kebutuhan dasar, sementara ibu hamil menghadapi tantangan signifikan ketika ingin menjangkau rumah sakit.

Sejumlah besar anak terpaksa hanya makan satu kali dalam sehari dengan menu yang tidak lengkap, dengan akses terbatas ke air minum bersih dan nutrisi yang layak, akibat tindakan Israel yang menyasar infrastruktur dan menutup akses bantuan, katanya.

Anak Palestina, Ahmed Khaled (kiri) diabadikan di antara rerutuhan rumah di Beit Lahia, utara Jalur Gaza, 27 April 2025. Anak usia tujuh tahun itu kehilangan mata kanannya akibat pecahan peledak pada serbuan militer Israel. Xinhua/Rizek Abdeljawad

Israel menghentikan penyaluran barang dan pasokan ke Gaza pada 2 Maret, menyusul berakhirnya tahap pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas pada Januari. Tahap kedua dari kesepakatan itu belum terwujud karena kedua belah pihak belum mencapai titik temu.

Sementara itu, juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, melaporkan sedikitnya 54 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel pada Senin, yang menyasar rumah, kendaraan, dan tempat berkumpulnya warga Palestina di berbagai wilayah di Gaza.

Lebih dari 52.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel sejak Oktober 2023, termasuk sekitar 2.500 orang yang tewas sejak Israel melanjutkan serangannya ke Gaza pada 18 Maret lalu, yang menandai berakhirnya gencatan senjata selama dua bulan.

Warga Palestina mengantri makanan di pusat pembagian pangan di Gaza, 24 April 24 2025. Xinhua/Mahmoud Zaki

Ia juga menyebutkan bahwa ribuan anak tinggal di pusat-pusat pengungsian tanpa kebutuhan dasar, sementara ibu hamil menghadapi tantangan signifikan ketika ingin menjangkau rumah sakit. Lebih dari 52.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel sejak Oktober 2023, termasuk sekitar 2.500 orang yang tewas sejak Israel melanjutkan serangannya ke Gaza pada 18 Maret lalu, yang menandai berakhirnya gencatan senjata selama dua bulan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.