Tujuan kita menggandeng korporat, termasuk PTPN, karena ini bagian dari korporasi yang punya banyak tanah dan memelihara kebun multi-rakyat, serta ada anak-anak yang perlu diasuh
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menggandeng PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) menjadi orang tua asuh dalam Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
"Tujuan kita menggandeng korporat, termasuk PTPN, karena ini bagian dari korporasi yang punya banyak tanah dan memelihara kebun multi-rakyat, serta ada anak-anak yang perlu diasuh," ujar Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Mendukbangga Wihaji menegaskan pelibatan korporasi dalam Program Genting merupakan salah satu tanggung jawab sosial bagi masyarakat sekitar yang stunting dan berpotensi stunting, utamanya di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Kalau mulai hamil, kita rawat ibunya, kita kasih asupan gizi, air bersih, sanitasinya, sampai nanti menyusui dua tahun. Jika itu lolos, Insya Allah ke depan baik-baik, tetapi kalau sudah dua tahun, stunting tidak bisa disembuhkan. Sebesar 20 persen stunting bisa disembuhkan, karena itu kita lebih baik mencegah daripada mengobati," kata Mendukbangga.
Baca juga: Mendukbangga: Program Genting telah menjangkau 141 ribu anak asuh
Sementara itu Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PTPN III Sucipto Prayitno mengemukakan fokus PTPN III untuk mengentaskan stunting khusus di lingkungan kerja.
Menurutnya, tantangan utama pengentasan stunting yakni orang tua yang tidak paham tentang pemberian gizi yang baik pada anak.
"Bukan tidak bisa menyediakan, melainkan tidak bisa memilih dan menyajikan. Misalnya, ditinggal main gim oleh orang tuanya, nanti anak makannya enggak dikontrol, jadi sembarangan dan gizinya kurang," ucapnya.
Permasalahan lainnya, lanjut Sucipto, yakni terkait sanitasi yang ada di sekitar kebun, yang juga menjadi salah satu penyebab stunting.
Baca juga: Mendukbangga: Perlu lebih fokus pada anak berisiko stunting
Ke depan pihaknya akan membuat program pemberdayaan perempuan untuk mendapatkan tambahan penghasilan, sehingga bermanfaat untuk mendapatkan makanan bergizi.
Sementara itu anggota Komisi IX DPR RI Rani Fahd Arafiq menyatakan dukungan penuh pada Kemendukbangga/BKKBN sebagai kementerian baru yang berupaya mengentaskan anak dari stunting, khususnya dari sisi anggaran.
"Kementerian baru ini harus selalu kita dorong dengan anggaran yang luar biasa. Kalau Pak Menterinya sudah semangat, anggarannya enggak ada, bagaimana kita mau mengentaskan stunting?" katanya.
Ia mengapresiasi upaya Mendukbangga Wihaji yang langsung turun ke lapangan, mengecek distribusi, dan mengantarkan makanan bergizi gratis bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita non-PAUD di beberapa daerah.
Baca juga: DPR usul ada "reward & punishment" ke daerah soal Program Genting
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.