Doha (ANTARA News) - Tim dayung Indonesia menyumbang dua perunggu melalui kayuhan Pere Karoba di nomor single scull putri dan nomor empat pedayung putra di cabang rowing Asian Games 2006 Doha yang digelar di West Bay Lagoon, Kamis. Dengan demikian, hingga hari keenam Asian Games XV, Jumat dinihari, Indonesia sudah mengumpulkan satu medali emas, satu medali perak dan empat perunggu. Sukses yang dibuat tim dayung Indonesia itu tidak melampaui target menembus empat besar, tapi juga memecahkan mitos, karena nomor empat pedayung yang terdiri atas Thomas Hallatu, Sumardi, Jamaluddin dan Iswandi itu, berhasil mengalahkan China yang selama ini seperti sudah dimitoskan tidak terkalahkan. Lintasan sejauh 1.000 meter tersebut ditempuh oleh tim empat pedayung Indonesia dalam waktu tiga menit 09,83 detik, unggul tipis dari tim China (Cui Yonghui, Su Hui, Zheng Chuanqi dan He Yi) yang mencatat waktu 3:09,98 detik. Medali emas diraih tim Jepang (Yu Kataoka, Yuya Higashiyama, Rokuroh Okumura, Yoshinori Sato) dengan waktu 3:04,48 detik, disusul tim India (Dharmesh Sangwan, Jenil Krishnan, Sukhjeet Singh, Satish Joshi yang meraih perak. (3:08,98 detik). Taufik lolos Sementara pebulutangkis putra Indonesia Taufik Hidayat bermain cemerlang dan lolos ke semifinal dengan menundukkan pemain China, Bao Chunlai, Kamis. "Bulutangkis belum menyumbangkan medali emas, sementara, setelah ganda campuran tersingkir, harapan tinggal terletak pada saya dan ganda putra. Hal itu membuat motivasi saya menjadi berlipat," kata Taufik usai pertandingan. Sepanjang pertandingan di Gedung Aspire, Sport City, Doha itu, tampak Taufik bertanding dengan sangat nyaman dan Bao, peringkat keenam dunia itu, tunduk dua set langsung, 21-16 21-14, dalam waktu 34 menit. Pada set pertama, Taufik tidak butuh waktu lama untuk unggul 16-9. Pada kedudukan 19-13, peringkat ke-12 dunia itu sempat tertekan oleh serangan gencar yang dilakukan Bao sehingga lawannya tersebut merebut tiga angka beruntun. Namun kemudian kombinasi smes tajam dan permainan net yang cantik membuat Taufik kembali mengendalikan permainan. Sebuah pengembalian bola Bao yang keluar lapangan pun menutup set pertama untuk kemenangan Taufik. Pada set kedua Bao sempat lebih dulu unggul 5-3 dan pertandingan berjalan seru, penuh dengan reli panjang, hingga kedudukan 8-8. Setelah itu Taufik kembali tancap gas dan mengantungi enam angka berturut-turut untuk unggul 14-8 dan kemudian memperbesar jarak menjadi 19-11. Ketika Bao gagal mengembalikan dengan baik sebuah pukulan cepat dari Taufik, para penonton Indonesia yang memenuhi arena tersebut pun bersorak gembira. "Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan Bao, sehingga saya bisa menang dengan relatif mudah. Tapi saya benar-benar menikmati pertandingan ini," jelasnya tentang jalannya pertandingan. Lawan Taufik pada semifinal yang akan berlangsung Jumat (8/12) pukul 17.00 (21.00 WIB) adalah Lee Chong Wei, peringkat kedua dunia dari Malaysia. Pada perempatfinal Lee mengalahkan Boonsak Ponsana dari Thailand melalui pertarungan tiga set, 20-22 21-11 21-7. Namun kandas sudah harapan Indonesia untuk bisa merebut medali emas dari ganda campuran nomor perorangan Asian Games 2006, setelah pasangan Nova Widianto dan Liliyana Natsir kandas di perempatfinal. Nova/Liliyana, ganda campuran nomor satu dunia, kalah 19-21 9-21 dari pasangan China Zheng Bo dan Gao Ling. Harapan Indonesia untuk menambah medali dari cabang bulutangkis kini terletak pada tunggal putra Taufik Hidayat, ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan, dan Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto, serta ganda putri Lita Nurlita/Vita Marissa. Juana kandas Taekwondoin Indonesia, Juana Wangsa Putri, akhirnya tumbang secara menyakitkan dari taekwondoin Filipina, Kathleen Eunice pada Asian Games 2006 Doha, Kamis malam (Jumat dinihari WIB). Juana yang bertanding di kelas 47kg dan merupakan salah satu harapan medali emas Indonesia, akhirnya tersingkir setelah menyerah 0-1. Penyumbang medali emas SEA Games 2005 Manila mulai dari ronde pertama telah berusaha bermain dengan hati-hati, sehingga lawan tidak bisa memperoleh angka. Begitu juga dengan ronde kedua, ketika Juana yang akrab disapa Joan itu berusaha melakukan serangan meski tidak membuahkan hasil, sehingga babak penentu adalah ronde ketiga. Dalam babak perdelapan final, Juana yang kini telah berusia 29 tahun itu dan merupakan taekwondo terlama di kelas 47kg,-- ketika menghadapi Seyedehnazila dari Iran--, bermain sangat cemerlang, sehingga memetik kemenangan dengan skor 7-2. Begitu juga ketika melawan taekwondoin India, Jayati Pathak, taekwondoin Indonesia yang lahir di Jakarta 13 Februari 1977 dari bapak Agustinus Tan dan ibu Lucia Chaeruddin itu pada babak 16 besar memang dengan skor 2-1. "Saya terlalu hati-hati karena lawan yang dihadapi ini belum pernah bertemu sebelumnya dalam berbagai kejuaraan. Perjuangan saya hanya disini. Maafkan saya," kata Juana. Pada hari yang sama, juara bertahan Oka Sulaksana yang tampil di nomor mistral heavy untuk sementara berada di peringkat ketiga setelah menyelesaikan race keempat dan kelima dari total 12 race yang akan diikuti di lomba layar Asian Games 2006 di Doha Sailing Club. Karena panitia tidak menerima protes manajer tim Gurhadi Kartasasmita karena Oka mendapat penalti setelah dianggap melakukan pelanggaran mencuri start pada race pertama, peselancar yang mengincar hatrik di Asian Games itu terpaksa masih tertahan di urutan ketiga. Urutan teratas untuk sementara masih ditempati atlet China, Xinhao Yao yang pada race kelima menempati urutan kedua dan sejak race pertama, tidak pernah berada di luar peringkat tiga. "Protes kita tidak diterima panitia, ya terpaksa nilai Oka dikurangi banyak pada race pertama itu. Tapi dengan posisi ketiga ini dan sisa tujuh race lagi, peluang masih tetap ada," kata Gurhadi yang dihubungi usai pertandingan. Oka saat ini mengincar gelar juara untuk ketiga kali secara beruntun setelah sebelumnya tampil sebagai juara di Asian Games 1998 Bangkok dan 2002 di Busan. Pada race keempat yang berlangsung di bawah siraman hujan itu, Oka sempat melorot ke posisi keempat dan kemudian memperbaiki posisi ke urutan ketiga. Karena pada race sebelumnya Oka berada di urutan kedua, maka atlet asal Bali itu menempati urutan ketiga klasemen umum. Sementara atlet Indonesia lainnya, yaitu I Gede Subagiasa yang turun di kelas mistral light, untuk sementara menempati peringkat kelima secara keseluruhan, setelah pada race empat dan kelima masing-masing menempati urutan keenam dan empat. Untuk teratas sementara ditempati King Chan Yin asal Hongkong yang sejak awal selalu menempati urutan teratas, disusul Xiaohong Zheng (Cina), Arun Homraruen (Thailand), dan Kim Joonsik (Korea Selatan). Subagiasa hanya unggul dari German Paz dan Upulpriyantha De Silva (Sri Lanka) yang berada di peringkat terbawah. Catur Setelah mengalahkan Nepal 3-0, beregu catur klasik Indonesia gagal mengatasi tuan rumah Qatar yang unggulan ketiga dan terpaksa mengakui keampuhan lawan dengan angka 0,5-2,5 di pertandingan babak kedua catur Asian Games 2006 di Al-Dhana Indoor, Doha, Kamis. GM Utut Adianto yang merupakan atlet catur paling senior di pertandingan cabang catur Asian Games ini, menyerah kepada GM Mohammed Al Medaihki, sementara pecatur putri Irine Kharisma Sukandar juga harus mengakui ketangguhan GM Zhu Chen, pecatur Qatar keturunan China. Susanto Megaranto membuat Indonesia terhindar dari kekalahan 3-0 setelah menahan remis Muhammed Al Sayed. Ofisial catur Indonesia Sebastian Simanjuntak mengatakan bahwa hasil tersebut memang masih belum bisa dijadikan ukuran hasil pertandingan secara keseluruhan karena cabang catur beregu tersebut baru menyelesaikan dua babak dari total sembilan babak yang akan dipertandingkan. Pada babak kedua, Jumat (8/12), Indonesia akan berhadapan dengan Bangladesh yang satu tingkat berada di bawah Indonesia yang unggulan delapan. Kejutan terjadi ketika unggulan kedua China dipaksa menyerah kepada Uzbekistan yang unggulan enam dengan skor 1-2, sementara unggulan tujuh Vietnam menaklukkan unggulan empat Kazakhstan 2,5-05. Cabang catur klasik beregu hanya menampilkan tiga pecatur, yaitu dua putra dan satu putri tanpa ada pemain cadangan, dan diikuti oleh 21 negara. Tim berkuda Indonesia, di tengah musibah yang menimpa atlet Korea yang tewas terjatuh dari kudanya, harus berjuang keras karena posisi sementara yaitu berada pada peringat keempat dengan 161,6 point atau dibawah tim India yang mengumpulkan 170 point. Indonesia yang menerjunkan joki Asep Lesmana, Dikie Mardiyanto, Endarjanto Bambang Sumarsono dan Andry Prasetyono, masih harus berjuang dalam pertandingan lanjutan, Jumat. Sementara pososi kedua dipegang Jepang dan posisi pertama tim tuan rumah Qatar. Sedangkan untuk individual cross Country, Dikie Mardiyanto dengan kuda Aswatama R - Jay hanya mampu menempati posisi kesepuluh dengan tingkat kesalahan 54,50 dan catatan waktu 5 menit 04 detik. Joki lainnya yaitu Endarjanto Bambang Sumarsono dengan kuda Aswatama Frankie Jay hanya mampu menempati posisi ketiga dengan tingkat kesalahan 50,70 point serta dengan catyatan waktu 4 menit 30 detik. Sementara Asep Lesmana yang menjadi andalan dari tim berkuda Indonesia ini melorot pada posisi ke29 dengan tingkat kesalahan 70,20 dan waktu 5 menit 28 detik. Joki Andry Prasetyono dengan kuda Aswatama Sportzgril berada pasa posisi ke-12 dengan tingkat kesalahan 56,40 dan waktu 4 menit 13 detik. (*)

Copyright © ANTARA 2006