mengangkat tangan orang yang tadinya di bawah, meminta bantuan, menjadi di atas, memberi bantuan atau membuka lapangan kerja

Purwokerto (ANTARA) - Wakil Menteri (Wamen) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Helvi Yuni Moraza mengatakan para pelaku UMKM melaksanakan tugas mulia karena menjalankan misi kemanusiaan termasuk membuka lapangan kerja.

"Kenapa saya katakan tugas mulia. Kita menjalankan misi kemanusiaan, mengangkat tangan orang yang tadinya posisinya tangan di bawah, meminta bantuan, menjadi tangan di atas, memberi bantuan atau membuka lapangan kerja," katanya saat memberi sambutan dalam pembukaan Entrepreneur Hub Terpadu Banyumas 2025 yang diselenggarakan Kementerian UMKM di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.

Oleh karena itu, kata dia, para mahasiswa yang mengikuti pelatihan dalam kegiatan Entrepreneur Hub Terpadu Banyumas 2025 bisa menjadi wirausaha yang rendah hati karena UMKM adalah tugas mulia.

Akan tetapi untuk terjun di sektor UMKM, lanjut dia, yang pertama harus memiliki semangat keberanian.

"Kemudian ada yang kami sebut dengan LIDI. LIDI itu adalah singkatan dari Loyalitas, Integritas, Disiplin dan Inovatif," katanya.

Menurut dia, hal itu penting karena kekalahan pengusaha Indonesia dalam bersaing di kancah internasional adalah ketika tidak disiplin.

Ia mengatakan banyak pengusaha Indonesia terutama UMKM skala kecil dan menengah yang rontok karena ketidakstabilan produk, tidak menjaga mutu dan ketidakpastian jumlah produksi.

"Nah, apa yang dimaksud dengan loyalitas. Adik-adik (mahasiswa) harus tetap setia kepada produk atau bidang usaha yang adik miliki itu dan harus punya keyakinan," katanya.

Selain itu, kata dia, loyalitas kepada pelanggan juga harus dijaga dan setialah kepada kreditur.

Menurut dia, hal itu penting karena dalam UMKM ada tahapan kecil dan tahapan menengah.

"Kalau adik-adik tidak setia di posisi mikro, ya sudah, selesailah sudah, karena nanti BI akan bertindak mencantumkannya di daftar blacklist (daftar hitam kredit bermasalah yang dulu disebut BI Checking, sekarang SLIK yang ditangani OJK)," katanya.

Selanjutnya terkait dengan integritas atau kejujuran, kata dia, mahasiswa diharapkan jujur kepada mutu produk dan jujur terhadap janji dengan konsumen karena tidak mungkin janji pengiriman dalam satu minggu namun praktiknya dilaksanakan dalam satu bulan.

Selain itu, lanjut dia, unsur disiplin terhadap waktu termasuk dalam proses kerja, sehingga jangan dipotong-potong karena akan berpengaruh terhadap mutu produk.

Helvi mengatakan ketika tiga unsur di atas dilakukan, itu belum tentu juga bisa berhasil karena persaingan yang sangat tinggi di tingkat lokal domestik, apalagi internasional, sehingga perlu unsur inovatif.

"Nah di inovatif ini, itulah program-program yang kami berharap nanti di posisi kelas menengah itu ada dihasilkan dari perguruan tinggi tentang peningkatan iptek. Ini hal-hal yang memang harus kita lakukan, kita pelajari," katanya.

Ia meyakini dengan lingkungan yang komprehensif dan bagus di Banyumas, paling tidak menjadi motivasi atau pendorong bagi mahasiswa untuk terjun menekuni kewirausahaan.

Terkait dengan hal itu, dia meminta mahasiswa untuk tidak pernah takut karena modal utama dari kewirausahaan adalah keberanian.

"Ketika ada keberanian, kemudian ada kemauan, pastilah pemerintah sudah menyiapkan paket-paket tertentu dan itu program riil, salah satu program untuk pengentasan kemiskinan, pembukaan lapangan kerja baru. Jadi jangan berharap juga, kalau bisa ya, jangan berharap dan bervisi lulus perguruan tinggi cari kerja, carilah lapangan usaha," kata Wamen UMKM.

Baca juga: Kemen UMKM bersama Tokopedia-Tiktok melatih UMKM jualan di e-commerce

Baca juga: Wamen: KUR harus dukung UMKM sektor produksi demi entaskan kemiskinan

Baca juga: Wamen UMKM: Guru berperan bimbing siswa jadi wirausahawan muda

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.