Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Jepang Toyota Motor Corp, Kamis (8/5), memperkirakan penurunan laba bersih untuk tahun fiskal 2025 sebesar 34,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) ke angka 3,1 triliun yen (1 yen = Rp114) akibat kenaikan tarif AS dan menguatnya nilai yen.

Laba operasionalnya diproyeksikan mencapai 3,8 triliun yen untuk tahun bisnis ini hingga Maret mendatang, turun 20,8 persen dari tahun fiskal 2024, sedangkan penjualan tercatat diperkirakan sebesar 48,5 triliun yen atau naik 1,0 persen, kata Toyota.

Untuk tahun bisnis yang berakhir pada Maret tahun ini, produsen mobil Jepang tersebut membukukan laba bersih sebesar 4,77 triliun yen atau turun 3,6 persen dari tahun bisnis sebelumnya, dengan penjualan tercatat mencapai 48,04 triliun yen atau naik 6,5 persen.

"Perkiraan dampak tarif AS pada April dan Mei 2025 telah diperhitungkan secara tentatif," ujar produsen mobil terlaris di dunia itu dalam sebuah pernyataan, seraya menyebutkan bahwa laba operasionalnya akan berkurang 180 miliar yen selama dua bulan hingga Mei ini.

"Masih sangat sulit untuk memperkirakan prospeknya karena rincian tarif masih belum pasti," papar Presiden sekaligus CEO Toyota, Koji Sato, dalam sebuah konferensi pers.

Toyota mengekspor sekitar 500.000 unit kendaraan ke Amerika Serikat setiap tahun dari Jepang, ungkap Sato, yang mengindikasikan bahwa mobil-mobil yang awalnya ditujukan ke AS mungkin akan dikirim ke negara lain.

"Jadi dalam jangka pendek, kami sedang menyesuaikan pengiriman ... sementara dalam jangka menengah hingga panjang, kami akan mengupayakan pengembangan produk-produk lokal yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan lokal," tambah Sato.

Sementara itu, apresiasi nilai yen terhadap dolar AS menjadi faktor lain yang membebani perkiraan tersebut. Untuk tahun fiskal 2025, apresiasi nilai yen diperkirakan akan memangkas laba operasional Toyota sebesar 745 miliar yen.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.