Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengharapkan Bank Indonesia segera menurunkan tingkat Suku Bunga BI atau BI Rate dari saat ini 9,25 persen menyusul terjadinya deflasi sebesar 0,04 persen pada Desember 2008.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Meneg PPN)/Kepala Bappenas Paskah Suzetta di Jakarta, Selasa, mengatakan penurunan BI Rate diyakini akan sangat membantu menggerakkan sektor riil di tengah krisis ekonomi global yang terjadi saat ini.

Menurut dia, deflasi berdampak pada pengurangan tingkat kemiskinan serta peningkatan pertumbuhan ekonomim oleh karena itu sebaiknya BI Rate turun supaya sektor riil bergerak.

"BI Rate harus turun, supaya bisa dukung sektor riil," katanya usai pelantikan pejabat di lingkungan Meneg PPN/Bappenas.

Perhitungan BPS bahwa sekarang deflasi, tambahnya, bagi pemerintah merupakan hadiah di awal tahun karena hal itu dapat kurangi kemiskinan.

Paskah mengatakan pemerintah akan terus mempertahankan inflasi yang rendah di 2009 guna menurunkan angka kemiskinan dan juga pengangguran.

"BI diharapkan menurunkan suku bunga untuk mengurangi penganggguran. Penurunan suku bunga juga bisa bantu UMKM," katanya.

Meneg PPN/Kepala Beppnas juga mengatakan pihaknya memiliki simulasi bila pertumbuhan ekonomi 5,5 persen pada 2009 akan menekan tingkat pengangguran menjadi 7,9 persen.

"Pertumbuhan ekonomi cukup penting, kalau seandainya pertumbuhan 4,5 persen artinya tingkat pengangguran bisa di atas 9 persen, jadi 2009 kita mengusahakan pertumbuhan 5,5 persen, karena kalau 5,5 persen tigkat pengangguran bisa ditekan 7,9 persen," katanya.

Menurut dia, indikasi tersebut didapat dengan asumsi sesuai dengan Tahun 2008 setiap satu persen pertumbuhan ekonomi mampu menyerap 431 ribu tenaga kerja.

Untuk itu, sambungnya, pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 2009 sekitar 5,5 persen salah satunya dengan mengoptimalkan stimulus fiskal sebesar Rp50 triliun.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2009