Beijing (ANTARA) - China akan mengambil langkah-langkah praktis dan efektif untuk secara tegas mencegah aliran keluar mineral strategis secara ilegal, kata Kementerian Perdagangan pada hari Senin (12/5), lapor Xinhua.
Penguatan pengendalian ekspor sumber daya mineral strategis sangat penting bagi keamanan nasional dan kepentingan pembangunan, menurut seorang juru bicara (jubir) kementerian tersebut.
Sejak China menerapkan pembatasan ekspor pada beberapa mineral strategis, negara tersebut menemukan bahwa sejumlah entitas asing telah berkolusi dengan individu domestik yang ilegal, berupaya menghindari tindakan pengendalian ekspor melalui penyelundupan dan cara lainnya, kata jubir itu.
Guna menekan praktik penyelundupan sumber daya strategis itu, China meluncurkan kampanye penindakan tegas terhadap aktivitas ilegal dan tidak sesuai aturan, seperti deklarasi palsu, penyembunyian, dan alih muatan (transshipment) melalui negara ketiga, papar jubir tersebut.
China juga mengintensifkan pemeriksaan bea cukai serta berbagai upaya untuk memerangi dan menyelidiki aktivitas tersebut, mengungkap secara menyeluruh entitas-entitas ilegal dan jaringan penyelundupan, sebagai upaya untuk secara efektif menjaga keamanan nasional dan kepentingan pembangunan, ungkap jubir itu.
Tindakan lebih lanjut juga akan diambil untuk menindak tegas kegiatan ilegal dalam waktu dekat, imbuhnya.
Pada Senin, China juga menggelar pertemuan di Changsha, ibu kota Provinsi Hunan, China tengah, untuk memperkuat "pengendalian menyeluruh terhadap seluruh rantai ekspor mineral strategis."
Para partisipan yang menghadiri pertemuan tersebut mencakup pejabat-pejabat dari beberapa departemen pemerintah pusat dan daerah setingkat provinsi strategis yang memiliki sumber daya mineral melimpah.
Dalam pertemuan tersebut ditekankan agar seluruh kementerian dan daerah mengawasi ketat outflow mineral strategis, memperkuat analisis dan penyebaran informasi, serta segera mengeluarkan peringatan dan mengambil langkah-langkah yang relevan untuk mencegah outflow mineral strategis secara ilegal.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.