Saat bincang-bincang dengan ANTARA News di gedung DPR RI, belum lama ini, pekan lalu, anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan, dirinya memiliki koleksi sejumlah benda langka, misalnya tanduk kijang yang mati tanpa dibunuh, batu akik.
"Saya punya hobi mengumpulkan benda-benda langka. Saya lakukan sejak saya masih SMA," kata pria kelahiran Lampihong, Hulu Sungai Utara, Kalsel, 18 Mei 1969.
Salah satu koleksi yang paling ia sayang adalah tanduk rusa. Tanduk rusa yang ia dapatkan adalah tanduk rusa yang mati, tapi rusanya tidak dibunuh alias mati sendiri.
"Namanya cupu," kata Tamliha.
Koleksi lainnya yang dimiliki Tamliha adalah tongkat kayu berputar. Tongkat tersebut seperti tali berputar namun menempel di kayu.
Selain itu, Tamliha juga memiliki satu keris yang berusia sekitar 400 tahun. Ia mengatakan keris itu diberikan oleh orang Suku Dayak. Keris itu memiliki perawatan khusus.
Selain mengoleksi benda-benda aneh, Tamliha juga mengoleksi batu akik dan batu permata.
"Saya mengoleksi Intan Martapura. Intan Martapura itu kalau dibawah bumi bisa berjalan," kata lulusan Fakultas Perikanan, Universitas Lambung Mangkurat, Kalsel itu.
Anehnya, ia tidak mau mengoleksi batui akik ataupun batu permata yang bukan asal Kalimantan.
"Dulu pernah ditawari untuk membeli berlian dari Eropa, saya tidak tertarik. Tapi kalau dari Martapura atau Kalimantan, saya pasti beli untuk dikoleksi," kata Tamliha.
Begitu banyaknya koleksi batu akik dan permata, ia memasukkan batu akik dan permata itu dalam Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) di KPK.
Ketika ditanya jenis batu yang disukainya, ia menyatakan penyuka 'Mata Kucing' Asal Martapura. "Ini warna Mata kucing, hijau disampingnya berlian, asli Martapura," kata mantan Sekjen PMII itu.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
