Jakarta (ANTARA) - Musisi Rayendie Rohy Pono alias Rayen Pono berharap laporannya di Polda Metro Jaya terkait Ahmad Dhani berjalan sesuai ekspektasi.
Hal tersebut disampaikan olehnya setelah selesai memberikan keterangan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis.
"Kami berharap proses ini bisa berjalan sesuai ekspektasi bahwa semua orang sama di mata hukum," katanya.
Rayen menjelaskan dirinya dicecar sebanyak 11 pertanyaan terkait laporannya soal Ahmad Dhani atas dugaan penghinaan rasial dan pencemaran nama baik melalui media sosial.
Dia juga menyebutkan kasus ini merupakan bentuk kehormatan terhadap siapapun, sekalipun keluarganya di kampung.
"Saya memperjuangkan ini semata-mata bukan untuk diri saya sendiri, tapi buat keluarga besar saya dan untuk semua orang yang memiliki marga dan percaya bahwa marga itu menyangkut kehormatan keluarga," kata Rayan.
Musisi Rayendie Rohy Pono alias Rayen Pono mendatangi Polda Metro Jaya untuk memberikan keterangan terkait laporannya kepada Ahmad Dhani Prasetyo yang diduga melakukan pencemaran nama baik.
"Ya ini kan masih penyelidikan awal ya, penyelidikan terkait laporan kita. Ini saksinya akan klarifikasi ya, mencocokkan segala sesuatu. Harapan kita ini bisa cepat berlanjut ke penyidikan," kata Rayen Pono saat dikonfirmasi mengenai persiapannya di Polda Metro Jaya, Kamis.
Rayen juga menyebutkan telah membawa semua berkas untuk diserahkan ke penyidik Polda Metro Jaya.
Sebelumnya Rayen Pono telah melaporkan Ahmad Dhani ke Bareskrim Polri atas dugaan penghinaan rasial dan pencemaran nama baik melalui media sosial.
Laporan tersebut sendiri telah diregistrasi dengan nomor LP/B/188/IV/2025/SPKT/BARESKRIM POLRI pada 23 April 2025.
Selain itu, Rayen Pono juga melaporkan Ahmad Dhani ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI atas dugaan pelanggaran kode etik terkait memelesetkan marga Pono menjadi porno pada 24 April 2025.
Rayen menyebut laporan kepada MKD tersebut adalah bentuk keseriusannya dalam menanggapi pernyataan Ahmad Dhani tersebut.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.