Jakarta (ANTARA) - Industri digital China menghasilkan pendapatan sebesar 8,5 triliun yuan (1 yuan = Rp2.293) pada kuartal pertama (Q1) tahun ini, naik 9,4 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi 4,4 poin persentase dibanding periode yang sama tahun lalu, menurut data dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China pada Jumat (16/5).

Jika diperinci, pendapatan di bidang manufaktur naik 10,4 persen, sementara pendapatan digital di bidang jasa naik 8,2 persen.

Jumlah stasiun basis 5G di China menembus 4,39 juta unit per akhir Maret, dengan tingkat penetrasi pengguna mencapai 75,9 persen, menurut kementerian tersebut pada April.

Sektor-sektor utama dalam ekonomi digital tetap stabil. Industri perangkat lunak menghasilkan pendapatan sebesar 3,1 triliun yuan, yang menandai peningkatan tahunan (year on year/yoy) sebesar 10,6 persen.

China berkomitmen untuk mengembangkan teknologi digital untuk mentransformasi dan meningkatkan industri-industri tradisionalnya.

Menurut laporan kerja pemerintah tahun ini, negara tersebut akan "mempercepat digitalisasi manufaktur, membina sejumlah penyedia layanan dengan keahlian industri dan pengetahuan digital, serta meningkatkan dukungan untuk transformasi digital perusahaan kecil dan menengah."

China juga memajukan inisiatif "AI Plus", yang menyerukan upaya kolektif untuk secara efektif menggabungkan teknologi digital dengan kekuatan manufaktur dan pasar negara tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.