Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta pada Minggu pagi ini berdasarkan data IQAir masuk kategori tidak sehat dan berada di posisi ke-14 dalam peringkat kota dengan kualitas udara dan polusi kota terburuk di dunia.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.32 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-14 dengan angka 113 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 40,2 mikrogram per meter kubik.

Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Baca juga: Kualitas udara Jakarta terburuk ke-11 dunia pada Sabtu pagi

Masyarakat juga diimbau tetap menjaga kesehatan dan memakai masker jika harus beraktivitas di luar rumah.

Sedangkan kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Kemudian, kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Kota Kuwait, Kuwait di angka 222, urutan kedua Al-Manamah, Bahrain di angka 177, urutan ketiga Chengdu, China di angka 172, urutan keempat Lahore, Pakistan di angka 170, urutan kelima Kinshasa Kongo-Kinshasa di angka 166.

Baca juga: Kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang pada Hari Waisak

Adapun Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta meluncurkan platform perantau kualitas udara terintegrasi yang didukung 31 titik stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) tersebar di wilayah kota metropolitan tersebut.

Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara. Hal ini dibuat sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

Laman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategies.

Baca juga: Minggu pagi, kualitas udara Jakarta terburuk keempat di dunia

Baca juga: Kualitas udara Jakarta peringkat sembilan buruk dunia pada Sabtu pagi

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.