Langkah itu merupakan bagian dari upaya mendukung transisi energi baru terbarukan (EBT) sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat
Padang (ANTARA) - PT Semen Padang bersama Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP) mwndistribusikan dua juta bibit pohon kaliandra merah kepada kelompok tani dan masyarakat di sekitar kawasan perhutanan sosial di Sumatera Barat.
Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan PT Semen Padang Iskandar Z Lubis dalam keteranganya di Padang, Senin, mengatakan kolaborasi ini merupakan bentuk nyata dukungan perusahaan terhadap transisi menuju energi terbarukan, khususnya melalui pemanfaatan biomassa berbasis tanaman kaliandra.
Langkah itu merupakan bagian dari upaya mendukung transisi energi baru terbarukan (EBT) sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Tujuan program ini adalah menyediakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan guna mengurangi ketergantungan pada batu bara dalam proses produksi semen. Selain menurunkan emisi karbon, program ini juga membawa manfaat langsung bagi masyarakat, mulai dari distribusi bibit, peningkatan ekonomi petani, hingga rehabilitasi lahan kritis,” ujarnya.
Baca juga: Aksi tanam sejuta bibit pohon matoa libatkan 43 ribu lembaga
Menurutnya, penanaman kaliandra menjadi bagian dari komitmen perusahaan itu dalam penerapan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG), yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Selain menciptakan ekosistem hijau, inisiatif ini juga membuka peluang ekonomi baru di sektor energi dan pertanian rakyat.
Dengan menggandeng perguruan tinggi vokasi dan kelompok tani, kolaborasi itu akan memberikan dampak sosial dan lingkungan yang nyata dan berkelanjutan.
Ia juga menyebut bahwa kerja sama antara PT Semen Padang dan PPNP telah dimulai sejak penandatanganan nota kesepahaman pada peringatan Dies Natalis ke-34 PPNP, 6 Februari 2023.
Kepala UPT Perbaikan dan Pemeliharaan PPNP, Auzia Asman mengungkapkan bahwa saat ini PPNP masih memiliki sekitar 20 ribu bibit kaliandra merah di nursery Kampus II Sitanang, Kabupaten Lima Puluh Kota, yang siap untuk didistribusikan.
Baca juga: Hari Bumi, Kemenag tanam 5.645 bibit pohon matoa di Sumatera Selatan
“Di Sitanang, kami juga telah membangun demplot riset, kebun induk, dan kebun produksi yang mampu mendukung produksi bibit dalam skala besar hingga 500 ribu batang,” jelas Auzia.
PT Semen Padang dan PPNP menargetkan pengembangan hingga 100 juta bibit kaliandra merah. Program ini dirancang sebagai solusi jangka panjang untuk kebutuhan bahan bakar biomassa dalam proses produksi semen, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap batu bara yang berdampak besar terhadap emisi karbon.
Kaliandra merah, tanaman asal Meksiko yang dikenal cepat tumbuh dan memiliki produktivitas tinggi, dinilai sangat ideal sebagai sumber energi alternatif. Tanaman ini dapat diolah menjadi biomassa padat (biofuel) yang ramah lingkungan dan berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon.
Baca juga: BNPB: Percepat atasi dampak angin kencang yang telan korban di Jatim
Selain fungsi energi, kaliandra juga memiliki manfaat ekologis dan ekonomis. Ia dapat membantu memperbaiki lahan kritis, meningkatkan kesuburan tanah, serta menjadi bahan baku kompos dan pakan ternak. Bunganya menghasilkan nektar untuk lebah galo-galo, sementara daunnya digunakan sebagai pakan ayam alternatif oleh pelaku usaha di Payakumbuh.
Tak hanya itu, ranting kaliandra dapat diolah menjadi wood pellet, komoditas ekspor bernilai tinggi untuk negara-negara empat musim seperti Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa. Produk ini digunakan sebagai bahan pemanas rumah tangga, pengganti gas dan batu bara.
Melalui inisiatif ini, PT Semen Padang dan PPNP tidak hanya mendorong transisi energi yang lebih bersih, tetapi juga menghadirkan solusi inovatif yang memperkuat ketahanan energi, lingkungan, dan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Polresta Bengkulu tanam 6.000 batang pohon mangrove
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.