Dengan fundamental ekonomi yang kuat ini, saya mengundang para pebisnis Thailand untuk menjajaki berbagai peluang yang ditawarkan Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menawarkan iklim investasi yang kondusif bagi para investor Thailand melalui insentif Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Selain itu, Indonesia menjanjikan pengembangan infrastruktur melalui proyek-proyek kolaboratif di bidang transportasi, energi, dan pembangunan perkotaan untuk menunjang investasi.
“Dengan fundamental ekonomi yang kuat ini, saya mengundang para pebisnis Thailand untuk menjajaki berbagai peluang yang ditawarkan Indonesia dan bergabung dengan kami dalam membentuk masa depan yang sejahtera bagi negara kita dan kawasan ASEAN,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Hal itu ia sampaikan saat mewakili Presiden RI Prabowo Subianto untuk dalam the CEO Forum with Thailand Businesses di Bangkok, Thailand, Senin (19/5).
Dalam pidatonya, dirinya menjelaskan perdagangan global yang semakin tidak dapat diprediksi, Indonesia telah mempercepat upaya untuk mereformasi kebijakan perdagangan dan investasi, merelaksasi peraturan, dan memperkuat hubungan bilateral.
Langkah-langkah tersebut diharapkan akan membantu terciptanya momentum baru bagi kerja sama perdagangan dan investasi yang lebih mendalam, khususnya dengan mitra utama seperti Thailand.
Sebagaimana diketahui, hubungan ekonomi antara Indonesia dan Thailand menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Pada 2024, ekspor Indonesia ke Thailand mencapai sekitar 7,7 miliar dolar AS dengan komoditas utama seperti batu bara, suku cadang otomotif, dan baja.
Sementara itu, impor dari Thailand mencapai 9,7 miliar dolar AS yang didominasi oleh produk seperti beras, tebu, suku cadang otomotif, dan mesin-mesin.
Data tersebut menunjukkan hubungan ekonomi yang saling melengkapi serta komitmen bersama untuk mencapai kemakmuran. Investasi Thailand di Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan.
Dalam periode tahun 2020-2024, investasi Thailand mencapai 1,06 miliar dolar AS pada sekitar 1.800 proyek di berbagai sektor yang mencakup mineral non-logam, pertanian, perkebunan, karet, plastik, energi, pergudangan, hingga layanan logistik.
Pada kesempatan tersebut, Airlangga juga menyoroti kekuatan fundamental ekonomi ASEAN. Di tahun 2024, ASEAN mencatat tingkat pertumbuhan sebesar 4,8 persen yang didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi pada sektor-sektor unggulan seperti kendaraan listrik, pusat data, dan semikonduktor.
Total perdagangan barang ASEAN meningkat sekitar 8,9 persen mencapai 3.841 miliar dolar AS, sementara arus masuk investasi asing langsung (FDI) mencapai 234 miliar dolar AS.
Sektor pariwisata ASEAN juga mengalami ekspansi yang signifikan pada tahun 2024, dengan perkiraan 126,5 juta kedatangan wisatawan mancanegara.
Memasuki tahun 2025, ekspansi ekonomi ASEAN diperkirakan tumbuh 4,7 persen, di tengah adanya risiko eksternal, termasuk ketidakpastian kebijakan perdagangan AS.
"Oleh karena itu, Indonesia membuka peluang strategis bagi pelaku usaha Thailand di sektor-sektor unggulan, antara lain yakni hilirisasi sumber daya mineral, ekosistem kendaraan listrik, hingga infrastruktur digital dan data center," jelas Airlangga.
Baca juga: Kemenperin: Investasi otomotif capai Rp174 triliun dan pekerja 99 ribu
Baca juga: Menteri PKP sebut satu juta rumah didanai investasi dari luar negeri
Baca juga: Kemenperin: Sejumlah perusahaan EV akan investasi di RI imbas tarif AS
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.