Tokyo (ANTARA) - Jepang akan meluncurkan penelitian "karbon biru" lepas pantai yang bertujuan untuk menangkap karbon dioksida melalui tanaman laut yang dibudidayakan dan menyimpannya di laut dalam untuk mempercepat dekarbonisasi, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, Senin (19/5).

Pemerintah Jepang berharap tanaman tersebut akan memainkan peran kunci dalam mengurangi perubahan iklim, karena CO2 sangat larut dalam air, dan vegetasi laut tumbuh dengan menyerap CO2 yang terlarut.

Tanaman pesisir dan laut, seperti bakau dan rumput laut, diketahui menyerap dan menyimpan lebih banyak karbon daripada vegetasi darat.

Karbon biru biasanya mengacu pada karbon yang terperangkap di laut dalam setelah ditangkap oleh ekosistem laut melalui fotosintesis, sedangkan karbon hijau mengacu pada karbon yang disimpan dalam ekosistem darat seperti hutan.

Kementerian Lingkungan Hidup akan menugaskan Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan-Bumi Jepang, distributor minyak utama Eneos Corp., dan lainnya untuk mempelajari bagaimana rumput laut berperilaku ketika terendam pada kedalaman yang cukup dalam, menurut sumber tersebut.

Mereka juga ditugasi untuk menilai dampak lingkungan dari proyek penangkapan dan penyimpanan karbon tersebut, tambah sumber.

Meski emisi CO2 di Jepang telah menurun terutama karena perluasan energi terbarukan dan dimulainya kembali reaktor nuklir, pemerintah masih perlu meningkatkan upaya penangkapan karbon untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050.

Jepang sangat bergantung pada hutan untuk menangkap CO2, dengan sekitar 45 juta ton yang diserap pada tahun fiskal 2023. Namun, kapasitas penyerapannya telah menurun karena penuaan pohon.

"Jika kami dapat menunjukkan teknologi untuk memungkinkan fiksasi CO2 di dasar laut, itu bisa menjadi sumber penyerapan (CO2) yang signifikan," kata seorang pejabat senior kementerian.

Jepang bertujuan untuk menangkap satu juta ton CO2 pada tahun fiskal 2035 dan dua juga ton pada tahun fiskal 2040 melalui karbon biru, dibandingkan dengan sekitar 34 juta ton yang diserap oleh pabrik pesisir pada tahun fiskal 2023.

Sumber: KYODO

Baca juga: KKP dorong kerja sama RI-Jepang konservasi karbon biru

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.