Sanaa (ANTARA) - Kelompok Houthi Yaman pada Senin (19/5) mengumumkan bahwa pihaknya akan memulai operasi yang menargetkan Pelabuhan Haifa di Israel, yang terletak di sepanjang pantai Mediterania, sebagai respons atas serangan dan blokade Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Kelompok itu juga memperingatkan kapal-kapal komersial untuk menjauh dari area tersebut.
"Kami akan memberlakukan blokade laut terhadap Pelabuhan Haifa," demikian disampaikan juru bicara militer Houthi Yahya Sarea dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh al-Masirah TV yang dikelola Houthi. "Semua perusahaan yang memiliki kapal di atau menuju Pelabuhan Haifa harus mempertimbangkan isi pernyataan ini dan apa yang akan dinyatakan kemudian," tuturnya, seraya menambahkan bahwa "semua tindakan dan keputusan kami yang terkait dengan musuh, Israel, akan dihentikan setelah agresi terhadap Gaza dihentikan dan blokade dicabut."
Pada Minggu (18/5), kelompok itu mengumumkan pihaknya akan melancarkan operasi militer dalam beberapa jam mendatang terhadap Bandar Udara (Bandara) Ben Gurion dan bandara-bandara Israel lainnya yang tidak disebutkan secara spesifik.
Houthi mulai melancarkan serangan drone dan rudal ke arah Israel sejak November 2023, dengan alasan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza. Kelompok itu juga menargetkan kapal-kapal komersial yang terkait dengan Israel di Laut Merah.
Pengumuman terbaru tersebut menyusul kesepakatan gencatan senjata antara kelompok itu dan Amerika Serikat (AS) yang dimediasi oleh Oman. Berdasarkan ketentuan kesepakatan yang dilaporkan, kelompok itu setuju untuk menangguhkan serangan terhadap kapal-kapal AS di Laut Merah sebagai ganti penghentian serangan udara AS terhadap posisi-posisi Houthi.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.