Jenewa (ANTARA) - Produsen mobil asal China BYD menyalip Tesla dalam hal peringkat kesiapan masa depan (future readiness), sebuah indikator yang mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan eksternal.

Menurut sebuah laporan yang dirilis pada Selasa (20/5) oleh sebuah sekolah bisnis di Swiss yakni Indikator Kesiapan Masa Depan 2025" (Future Readiness Indicator 2025), industri otomotif sedang diguncang oleh elektrifikasi, digitalisasi, dan pergeseran geopolitik.

Laporan itu disusun oleh Institut Internasional untuk Pengembangan Manajemen (International Institute for Management Development/IMD).

"Kesuksesan dalam semalam adalah hasil dari proses puluhan tahun," kata Howard Yu, profesor manajemen dan inovasi LEGO sekaligus direktur Pusat Kesiapan Masa Depan (Center for Future Readiness) IMD menjelang peluncuran laporan tersebut.

"Apa yang membuat BYD luar biasa adalah integrasi antara cipset semikonduktor baterai dan proses manufakturnya."

BYD, bersama dengan Tesla dan dua produsen kendaraan listrik China lainnya, Geely dan Li Auto, kini menempati empat posisi teratas dalam kategori otomotif.

"Peringkat teratas didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang berfokus kuat pada kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan perangkat lunak," ungkap Yu.

Indikator 2025 ini menilai 40 lembaga keuangan, 21 produsen mobil, dan 26 perusahaan barang konsumsi berdasarkan kriteria termasuk inovasi, fleksibilitas dalam regulasi, dan keterlibatan pelanggan.

"Upaya lokalisasi perusahaan-perusahaan China memungkinkan khalayak Barat untuk mengenali mereka tidak hanya sebagai merek China dengan teknologi canggih, tetapi juga sebagai perusahaan global yang benar-benar mampu beradaptasi dengan pasar lokal," ujar Yu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.