Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud), Giring Ganesha menekankan pentingnya ruang-ruang seni publik yang inklusif, utamanya bagi anak-anak berkebutuhan khusus dengan keterampilan yang dimiliki agar bisa mendapatkan lebih banyak perhatian.

"Selama ini sudah banyak upaya dari pemerintah untuk mewujudkan ruang seni dan kebudayaan yang inklusif. Contohnya, di Museum Kebangkitan Nasional ini, setiap Sabtu dan Minggu ada kelas seni tari gratis untuk anak-anak, bahkan yang berkebutuhan khusus sudah ada," katanya dalam perayaan Hari Kebangkitan Nasional di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Sekda Kabupaten Bogor ajak seniman hidupkan ruang publik

Giring menegaskan ruang-ruang publik seperti museum harus menjadi tempat yang inklusif tanpa membeda-bedakan pengunjung, karena seni atau budaya tidak pernah mempermasalahkan mereka yang berkebutuhan khusus. Para seniman itu hanya melihat dunia dengan cara yang berbeda.

"Jadi, saya harap museum-museum di Indonesia, baik yang dikelola oleh kementerian, provinsi, kabupaten atau kota, tolong sediakan ruang-ruang inklusif untuk semua orang tanpa membeda-bedakan, kalau saya lihat sebenarnya bukan isu berkebutuhan khusus, melainkan mereka melihat dunianya dengan cara yang berbeda," ujar dia.

Ia menegaskan Hari Kebangkitan Nasional menjadi salah satu momentum penting bagi pemerintah untuk terus memberikan pelayanan terbaik dan terus beradaptasi dengan kebutuhan zaman.

"Karena sekarang di era informasi yang terbuka ini, setiap ada tantangan pasti ada kesempatan. Di era akal imitasi (AI) kita juga harus bisa beradaptasi, tak hanya dari segi kebudayaan, tetapi juga swasembada pangan, energi, sains, dan teknologi harus maju. Selain itu, pendidikan juga harus bisa merata dan diakses oleh semua orang, itu hal-hal dasar yang penting untuk diperhatikan," ucapnya.

Baca juga: Sudin Kebudayaan Jakarta Utara siapkan pelatih seni di ruang publik

Baca juga: Sinkronesia #2 hadirkan multiseni di ruang publik

Giring juga berpesan agar seluruh instansi, baik pemerintahan atau swasta terus memanfaatkan ruang-ruang publik, termasuk museum untuk kegiatan kreatif yang inklusif.

"Di saat ruang-ruang masih tidak terpakai dengan baik, usahakan bisa dipakai untuk ruang-ruang yang inklusif, untuk adik-adik kita yang berkebutuhan khusus, atau bisa menjadi tempat untuk latihan menari, musik, apalagi di akhir pekan itu ada latihan menari yang bisa diakses secara gratis oleh masyarakat," tuturnya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025