Jakarta (ANTARA) - Padatnya kehidupan perkotaan membuat ketersediaan lahan hunian semakin terbatas. Direktur Penjualan dan Pemasaran Savyavasa, Kristien Joe mengatakan kondisi ini mendorong generasi urban mengadopsi pola pikir baru dalam memilih tempat tinggal yang bukan lagi rumah besar dengan halaman luas, melainkan hunian fungsional, estetis, dan minimalis.
"Fenomena ini dikenal sebagai micro-living, yakni konsep hunian yang menekankan efisiensi ruang dan gaya hidup praktis," kata Kristien dalam konferensi pers Beyond the Blueprint Savyavasa, Selasa.
Seiring perubahan zaman, masyarakat mulai melihat hunian bukan hanya dari luas lahan, tetapi dari seberapa besar hunian tersebut mampu menunjang mobilitas dan produktivitas penghuninya.
Baca juga: Tren hunian berkelanjutan kian diminati di Indonesia
"Kalau dulu orang mencari hunian mewah yang besar, sekarang tren sudah bergeser. Masyarakat mulai mencari hunian minimalis atau mewah dengan tata ruang yang fungsional," kata Kristien.
Salah satu aspek penting dalam menerapkan hunian micro-living adalah pemilihan furnitur. Furnitur multifungsi yang mendukung produktivitas menjadi elemen utama. Meski jumlah perabotan terbatas, setiap elemen tetap memiliki nilai guna tinggi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penjualan PITA Collections, Ika Kusuma Putri, menyampaikan bahwa furnitur dalam konsep ini tidak hanya mengedepankan estetika, tetapi juga fleksibilitas dan modularitas.
Baca juga: Tren properti kian positif jelang pertengahan tahun
"Untuk furnitur, kita mengutamakan fleksibilitas, dalam arti modular, agar bisa disesuaikan dengan ruang yang tersedia,” jelas Ika.
Bagi banyak anak muda di kota besar, konsep micro-living tak sekadar solusi keterbatasan lahan, melainkan juga cerminan nilai efisiensi, keberlanjutan, dan kebebasan dalam menentukan gaya hidup. Dengan ruang secukupnya, mereka terdorong untuk hidup lebih selektif, terorganisasi, dan sadar akan kebutuhan nyata.
Baca juga: Tren "staycation" jadi cara pengelola dongkrak hunian apartemen sewa
Meski tidak mengutamakan luas lahan, hunian micro-living tetap dapat mengusung kesan mewah. Kristien Joe menambahkan, Savyavasa tidak secara langsung mengadopsi konsep micro-living, namun menerapkan prinsip luxury minimalism dalam desain unitnya.
"Kami menghadirkan hunian mewah yang sangat fungsional, disesuaikan dengan kebutuhan masa kini. Bagi kami, kemewahan bukan lagi soal 1.000 atau 2.000 meter persegi, tetapi bagaimana seseorang bisa merasa nyaman di hunian yang pas," kata Kristien.
Baca juga: Tren kerja dari rumah akan jadi faktor pemilihan hunian di masa depan
Pewarta: Ida Nurcahyani/Meuthia Hamidah
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025