Integrasi perlindungan lebah ke dalam sistem pertanian nasional merupakan langkah strategis dalam membangun kedaulatan pangan yang tangguh

Jakarta (ANTARA) - Pada 20 Mei 2025, warga Indonesia dan komunitas global memperingati dua hari penting secara bersamaan yaitu Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Lebah Sedunia.

Keduanya seolah tidak berhubungan, tetapi sesungguhnya memiliki hubungan yaitu meneguhkan semangat dan aksi kolektif dalam mempromosikan keberlanjutan kehidupan umat manusia di setiap bangsa.

Hari Kebangkitan Nasional merefleksikan persatuan dan semangat progresif dalam pembangunan bangsa, sementara Hari Lebah Sedunia menyerukan kesadaran bersama terhadap peran krusial lebah dalam pelestarian ekosistem dan keamanan serta ketahanan pangan.

Lebah sebagai serangga penyerbuk (polinator), berperan fundamental dalam sistem pertanian yang sehat.

Aktivitas penyerbukan yang dilakukan lebah tidak hanya meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap pemeliharaan keseimbangan ekologis yang esensial bagi eksistensi manusia.

Dalam kerangka agroekologi, lebah berada pada posisi strategis sebagai penyedia jasa ekosistem yang sulit tergantikan.

Penyerbukan yang dibantu serangga atau terutama yang difasilitasi oleh lebah, merupakan faktor kontributor utama bagi lebih dari 75 persen produksi tanaman pangan global.

Penurunan populasi (population declining) lebah berpotensi mengakibatkan penurunan drastis pada hasil panen buah-buahan, sayuran, serealia, dan bahkan pakan ternak.

Spesies tanaman seperti Malus domestica, Fragaria spp., Solanum lycopersicum, Coffea spp., dan Capsicum sp. sangat bergantung pada efisiensi penyerbukan silang untuk menghasilkan buah dengan kualitas dan kuantitas yang optimal.

Baca juga: Album Asia: Panen madu para peternak lebah di Bangladesh

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.