Tadi saat diskusi bersama pelajar dan Ikatan Bidan Indonesia cabang Sukabumi, ada pelajar yang meminta kepada saya agar tidak tidur saat sedang rapat di DPR,"
Sukabumi (ANTARA News) - Anggota Komisi VIII DPR RI Desy Ratnasari diminta oleh pelajar agar tidak tidur saat rapat di gedung parlemen.

"Tadi saat diskusi bersama pelajar dan Ikatan Bidan Indonesia cabang Sukabumi, ada pelajar yang meminta kepada saya agar tidak tidur saat sedang rapat di DPR," kata Desy di sela kegiatan resesnya di Kota Sukabumi, Jabar, Kamis, sembari tersenyum kepada awak media.

Desy mengaku tidak tersinggung dengan pernyataan pelajar itu. Justru, dengan adanya permintaan tersebut, ia menganggap saat ini masyarakat sudah kritis terhadap pemimpin.

"Bahkan sampai tidur saat rapat pun diperhatikan oleh rakyat," kata Desy seraya menambahkan bahwa permintaan pelajar itu akan dijadikannya sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik.

Pelantun lagu "Tenda Biru" ini pun menjelaskan kepada para pelajar dan bidan yang hadir dalam kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan bahwa jika ada anggota DPR RI yang tidur saat rapat atau sidang mungkin saja kelelahan.

Meski mengaku selama menjadi anggota DPR dan MPR tidak pernah tidur saat rapat maupun sidang, Desy mengapresiasi masukan itu.

"Saya sangat mengapresiasi sikap kritis masyarakat saat ini, apalagi sikap kritis tersebut sudah ditunjukkan oleh para pelajar yang menginginkan adanya perbaikan di segala bidang yang sesuai dengan paham empat pilar kebangsaan," tambahnya.

Di sisi lain, ia mengatakan perlu adanya pembentukan karakter bangsa sejak usia dini yang salah satunya dengan memberikan dan menanamkan empat pilar kebangsaan setiap hari untuk menumbuhkan rasa nasionalisme.

Diakuinya, rasa nasionalisme di kalangan pelajar, pemuda dan pemudi sudah mulai luntur dengan serbuan budaya asing yang tidak mendidik.

"Saya ingin rasa nasionalisme sudah tertanam sejak usia dini, karena bagaimanapun jiwa nasionalisme sebagai benteng utama untuk mempertahankan bangsa ini ke depan agar tidak terpengaruh oleh budaya asing yang minim pendidikan adat ketimuran," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015