Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, pihaknya melakukan pendampingan bagi berbagai rumah sakit di daerah sebagai upaya perluasan akses intervensi penyakit jantung bawaan (PJB), mengingat saat ini pelayanan terkonsentrasi hanya di Jakarta.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Kardiologi Pengurus Pusat IDAI Rizky Adriansyah mengatakan, pada 2024, terdapat sebanyak 2.169 intervensi bedah dan 1.505 intervensi non-bedah PJB di Jakarta. Kemudian, terdapat total sebanyak sekitar 7.500 intervensi PJB yang dilakukan pada 2024, baik bedah maupun non-bedah.

Padahal, katanya, terdapat 50 ribu bayi yang terlahir dengan PJB, dan 12 ribu di antaranya adalah kasus PJB kritis yang membutuhkan penanganan segera.

"Sebenarnya kita bukan ngajarin dokter anaknya, dokter jantung anaknya sekedar dia belajar, tapi kita ajarkan dia membangun sistem kerja karena kalau sistem kerjanya nggak terbangun dia akan kelimpungan sendiri," kata Rizky.

Menurutnya, sistem itu diperlukan karena intervensi PJB memerlukan kolaborasi dengan berbagai ahli, seperti para perawat, dokter ahli anestesia, dan dokter anak.

Baca juga: IDAI soroti rendahnya intervensi penyakit jantung bawaan pada anak

Adapun pada inisiatif pendampingan itu, katanya, terdapat sejumlah dokter ahli jantung anak dengan pengalaman lebih dari 10 tahun yang akan membantu hingga RS dapat melakukan layanan tersebut secara mandiri. Selain RS daerah, pendampingan diberikan oleh pihaknya ke RS vertikal.

Pendampingan, katanya, merupakan salah satu inisiatif IDAI guna meningkatkan akses pelayanan intervensi PJB. Inisiatif lainnya, kata dia, adalah pelatihan skrining dan diagnosis awal PJB untuk dokter umum, perawat, bidan. Kemudian, inisiasi program Indonesian Newborn Pulse Oximetry Screening Training (INPOST) untuk tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP).

"Pelatihan skrining ekokardiografi dasar bagi dokter spesialis anak di seluruh Indonesia," kata Rizky.

Dia menyebutkan bahwa pihaknya selalu mendukung upaya Pemerintah untuk menyehatkan anak-anak Indonesia. Hal ini, katanya, sesuai dengan poin keempat Asta Cita, yakni penguatan sumber daya manusia serta kesehatan.

Baca juga: IDAI: Skrining massal opsi terbaik guna capai 0 kasus talasemia

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.