Kalau yang pembeli asal Jepang, mereka belinya dari PT Balaji, nama produknya Fikasa, itu lounge chair...,
Jakarta (ANTARA) - Karya Prodi Interior Desain President University kembali menorehkan prestasi gemilang usai produk desain mahasiswa dan dosen mampu menembus pasar internasional.
Karya desain berupa produk furniture seperti produk mebel dan kursi telah dipesan oleh sejumlah pembeli yang berasal dari Amerika Serikat, Columbia, Australia hingga Jepang.
"Saya secara rutin membantu pabrik mebel di Cirebon, PT Dilmoni dan PT Balagi. Jadi untuk membantu mereka biasanya saya mulai dengan membuat desain mebel dan kursi dalam bentuk sketsa, kemudian sketsa itu dikembangkan menjadi prototype untuk kemudian dipasarkan ke luar negeri," kata Dosen Prodi Interior Design President University Prabu Wardono di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, hasil produk desainnya itu telah dikirim ke perusahaan mebel ternama di Amerika yaitu Nalika dan Asaya, termasuk juga ke Australia dan Kolombia.
Baca juga: Wamenperin: Regulasi industri mebel dan furnitur dipermudah
"Kalau yang pembeli asal Jepang, mereka belinya dari PT Balaji, nama produknya Fikasa, itu lounge chair. Kursi ini desain baru saya yang kebetulan menarik minat pasar Jepang," jelas Prabu.
Selain itu, mahasiswa Interior Desain Presuniv juga berhasil melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan furnitur asal Turki.
"Mahasiswa kita setiap tahunnya memang selalu memamerkan karya-karya hasil desainnya, salah satunya lewat Pameran IFEX 2025 di Jakarta kemarin. Dari situ ada sekitar enam produk yang dilirik perusahaan asal Turki. Mereka tertarik untuk kerja sama," jelas Prabu.
Adapun kunci keberhasilan produk mebel dan kursi berbahan rotan karya Presuniv mampu tembus pasar internasional terletak pada desain yang unik dan elegan.
Baca juga: Kampung Kreatif Kindau hidupkan ekonomi lokal
"Yang jelas produk itu kan pertama harus memenuhi kebutuhan pasar dunia, misalnya untuk dipakai di restoran-restoran, di bistro, di cafe, di hotel dan lain sebagainya. Nah setelah kriteria dasar itu terpenuhi, baru kemudian kita coba mempertimbangkan selera," katanya.
Misalnya selera pasar untuk Jepang itu mungkin berbeda dengan selera pasar di Eropa atau dengan Australia dan Amerika dan sebagainya.
"Termasuk tren dan ukuran juga menjadi salah satu pertimbangan untuk dipenuhi oleh mahasiswa dalam mendesain produknya," jelas Prabu.
Tak hanya itu, menurut Doktor lulusan Chiba University, Jepang ini, kemampuan khusus selain kompetensi dasar mendesain mebel kursi yang perlu dimiliki mahasiswa untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar mebel rotan luar negeri ialah kemampuan untuk mengeksploitasi bahan rotan sejauh mungkin sesuai karakter bahannya yang lentur yang berbeda dengan bahan kayu atau metal.
Baca juga: Ekspor furnitur kayu Cirebon capai 2,04 juta dolar AS pada awal 2025
"Dan mahasiswa harus juga mampu menawarkan solusi desain yang baru yang belum pernah dibuat oleh pabrik manapun di dunia," imbuhnya.
Sementara itu, Dekan Faculty of Art, Design, dan Architecture (FADA) President University, Agus Canny, menambahkan bahwa pihaknya memang sangat fokus dalam mendidik mahasiswa agar mampu berdaya saing di tingkat global.
"Metode ajar di kami menerapkan sepenuhnya bahasa Inggris ini sangat berguna untuk bekal mahasiswa. Dimana mereka bisa membuat proposal dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan network dan relasinya di luar negeri," katanya.
"Hal ini kemudian ditunjang oleh keterampilan desain, dan pemahaman yang diperlukan untuk menciptakan karya desain yang fungsional dan estetis. Hal ini menurut saya sebagai keunggulan yang tak dimiliki prodi interior design di kampus lain," ungkap Agus Canny.
Menurutnya, dengan keberhasilan menembus pasar ekspor ini, prodi Interior Design Presuniv secara tidak langsung juga menjadi satu alat yang sangat strategis untuk bisa mengangkat semua nilai-nilai desain dan kerajinan Indonesia.
"Setiap produk pasti akan membutuhkan tenaga-tenaga desainer, sehingga lulusan-lulusan di Presuniv ini saya pikir akan sangat strategis kalau diarahkan kemampuannya untuk bisa mendukung dunia industri furnitur dan kerajinan Indonesia," demikian Agus Canny.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.