Moskow (ANTARA) - Rencana Uni Eropa untuk membiayai pembentukan pasukan bagi Ukraina yang terdiri dari 1 juta orang akan berisiko bagi lembaga regional itu sendiri, kata Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban pada Jumat.
Orban berpendapat bahwa rencana pembentukan pasukan bagi Ukraina berbahaya bagi Uni Eropa karena Ukraina secara politik tidak stabil dan tidak ada jaminan bahwa negara itu akan selalu bersahabat dengan Eropa.
"Entah mengapa, para pemimpin Eropa yang baik hati muncul dengan ide untuk menandatangani perjanjian dengan Ukraina, yang sebagian isinya adalah untuk mempertahankan pasukan tetap yang terdiri dari sekitar 1 juta orang tidak hanya selama masa perang, tetapi juga dalam jangka panjang," kata Orban dalam wawancara dengan Radio Kossuth Hongaria.
Pada saat yang sama, pasukan tersebut akan selalu dikendalikan oleh pemerintah, dan Ukraina adalah "negara yang secara politik tidak stabil", lanjutnya.
Tidak seorang pun dapat memastikan pemerintahan seperti apa yang akan dimiliki Ukraina, menurut Orban, seraya menambahkan bahwa mengirim pasukan yang didanai oleh UE ke sana akan terlalu berisiko bagi keamanan Eropa.
Akibatnya, Eropa akan membiayai pasukan yang tujuannya mungkin tidak selalu bersahabat dengan negara-negara Eropa, kata perdana menteri Hongaria tersebut.
Sementara itu, pelaksanaan rencana tersebut akan membutuhkan pengeluaran besar dan Hongaria tidak ingin uangnya dikirim ke Ukraina untuk mempertahankan pasukan di sana, tambah Orban.
Sebelumnya pada Maret, Orban mengatakan bahwa Uni Eropa akan meninjau rencananya untuk dukungan finansial bagi Ukraina, serta gagasan tentang masa depan Ukraina yang disetujui oleh 26 negara pada pertemuan puncak luar biasa komunitas tersebut, setelah menghitung jumlah penuh pengeluaran di masa mendatang.
Sumber: Sputnik-OANA
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025