Havana (ANTARA News) - Para pejabat Amerika Serikat dan Kuba pada Senin bertemu di Havana untuk melakukan perundingan baru soal upaya memperbaiki hubungan diplomatik, namun pemulihan hubungan bersejarah itu rusak karena ketegangan menyangkut Venezuela.

Diplomat tingkat tinggi urusan Amerika Latin, Roberta Jacobson, bertemu dengan mitranya dari Kuba, Josefina Vidal, dalam ruangan tertutup untuk menjalankan perundingan putaran ketiga soal pemulihan hubungan.

Namun, suasana rekonsiliasi rusak oleh aksi-aksi unjuk rasa soal penanganan Washington terhadap Venezuela. Demikian diberitakan AFP.

Ketika Jacobson tiba di ibu kota negara Kuba pada Minggu larut malam, ribuan orang menghadiri sebuah konser dan demonstrasi untuk "mendukung rakyat dan pemerintah Bolivaria (Venezuela)" dalam masalah yang memuncak dengan Amerika Serikat.
(Simak di sini, Venezuela jatuhkan sanksi atas pejabat AS)

Hubungan AS dengan Venezuela, yang merupakan sekutu kunci Kuba, mengalami penurunan sejak Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Februari menuding Washington mendukung upaya kudeta terhadapnya.

Setelah tuduhan tersebut, pemerintahnya telah menahan sejumlah orang, termasuk walikota oposisi Caracas.

Presiden AS Barack Obama membalas tudingan itu dengan mengeluarkan sanksi-sanksi baru terhadap tujuh pejabat tinggi Venezuela dan menuduh mereka bertindak keras terhadap pihak oposisi.

Ia menyebut Venezuela sebagai "ancaman luar biasa terhadap keamanan nasional" Amerika Serikat --bahasa yang dikatakan Maduro menunjukkan bahwa AS sendiri sebagai "ancaman imperialis."

Pemimpin sosialis itu kemudian memerintahkan diadakannya "latihan militer pertahanan" serta meminta Dewan Nasional Venezuela agar memberinya kekuasaan untuk mengeluarkan keputusan soal pertahanan dan masalah keamanan umum. Melalui pemungutan suara, permintaan itu diloloskan, Minggu, oleh badan legislatif yang mayoritas merupakan pendukungnya.

Peningkatan ketegangan itu telah membuka kesenjangan yang masih ada antara Amerika Serikat dan Kuba.

Kuba sangat bergantung pada dana Venezuela dari minyak sejak runtuhnya Uni Soviet.

Pemerintahan komunis Kuba menyebut sanksi-sanksi baru dari Obama itu sebagai tindakan yang "sewenang-wenang dan agresif."

Konser, yang dilangsungkan di tangga-tangga Universitas Havana, itu merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Venezuela yang "menderita karena peningkatan (sanksi AS) yang agresif baru-baru ini," kata seorang penyelenggara kepada surat kabar pemerintah, Juventud Rebelde.

Tidak seperti dua putaran perundingan sebelumnya, yang dilakukan sejak pemulihan hubungan bersejarah AS-Kuba diumumkan pada 17 Desember lalu, jumpa pers tidak dijadwalkan untuk diberikan pada pertemuan pekan ini antara Jacobson dan Vidal, kata pejabat tinggi Kuba urusan Amerika Serikat.

Kedua belah pihak berupaya untuk memuluskan penyelesaian masalah-masalah yang masih ada menjelang berlangsungnya Pertemuan Puncak Amerika di Panama pada 10--11 April.

Presiden Barack Obama dijadwalkan menghadiri konferensi tingkat tinggi tersebut sementara Kuba juga akan berpartisipasi untuk pertama kalinya.

Obama telah mengungkapkan harapannya bahwa kedua negara dapat membuka kembali kedutaan besarnya di ibu kota negara satu sama lain sebelum Pertemuan Puncak tiba.


Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015