Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas Indonesia Patrick Kluivert mengatakan dirinya sudah berkomunikasi dengan Elkan Baggott dan memahami maksud pemain 22 tahun itu enggan menerima panggilan dari tim Garuda.
Dikutip dari akun YouTube timnas Indonesia di Jakarta, Senin. Kluivert menjelaskan bahwa Baggott memilih sendiri untuk tak dipanggil karena ingin mendapatkan menit bermain di klubnya, Blackpool.
"Saya sudah bicara dengannya sebelum laga melawan Australia dan Bahrain. Dan dia bilang dia takut kehilangan tempatnya di klub tempatnya bermain. Jadi dia memilih untuk tidak dipanggil. Dan sekarang sudah ada pemain lain di posisinya yang tampil baik dan mereka juga bisa membuktikan diri," jelas Kluivert.
Baca juga: Elkan Baggott tidak akan dipanggil Timnas Indonesia
Baggott sendiri di musim ini mencatatkan 20 penampilan dengan satu assist untuk Blackpool. Penampilannya itu turut membawa Blackpool finis di posisi kesembilan klasemen akhir League One atau kasta ketiga sepak bola Inggris dengan 67 poin.
Kini ia kembali ke klub induknya, Ipswich Town, yang pada musim ini terdegradasi kembali ke Championship atau kasta kedua setelah menghuni posisi 19 dengan 22 poin di Liga Primer Inggris.
Baggott sudah lama tak memperkuat timnas Indonesia. Bek tengah jangkung 1,96 meter itu, sudah tampil 22 kali untuk tim Garuda, namun penampilan terakhirnya terjadi lebih dari setahun yang lalu pada laga melawan Australia di babak 16 besar Piala Asia 2023 pada Januari 2024.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kluivert juga menjelaskan kondisi terkini Ragnar Oratmangoen yang tak masuk ke dalam skuadnya karena mengalami infeksi.
"Tapi sayangnya, saya sudah berbicara dengan Ragnar dan karena ada infeksi di lututnya dia tidak masuk ke dalam skuad. Dan itu merupakan kekecewaan bagi saya dan tim kami, dan tentu dia," tutup dia.
Baca juga: Patrick Kluivert jelaskan alasan pemanggilan Beckham Putra
Baca juga: Timnas Indonesia jalani latihan perdana di Bali
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.