Jakarta (ANTARA News) - Kepala Rumah Sakit Umum (RSU) Bunda Didid Winnetouw mengatakan teleradiologi akan mempermudah pasien memperoleh "second opinion" atau interpretasi kedua dari ahli radiologi luar negeri terkait kondisi kesehatannya.

"Pasien tidak perlu pergi ke luar negeri untuk bisa mengevaluasi hasil CT scannya karena bisa dilakukan secara lokal, tentu melalui kerja sama teleradiologi dengan pihak luar," katanya di Jakarta, Rabu.

Kebanyakan pasien pergi ke luar negeri untuk memperoleh second opinion seperti Singapura, biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal terkait ongkos perjalanan dan pembayaran hasil pemeriksaan radiologi di luar negeri.

Selain itu, pasien tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan diagnosa hasil pemeriksaan radiologinya karena hasil pemeriksaan dikirim secara digital ke luar negeri melalui sistem berbasis web dengan jaringan internet yang dipasang di rumah sakit.

"Jadi tidak ada lagi besok ya pak hasilnya CT scan. Pasien pergi hari itu ke rumah sakit, pulang terus mereka bawa bacaannya," tuturnya.

Melalui kerja sama layanan teleradiologi dengan Virtual Radiologic (vRad), suatu perusahaan telemedicine terkemuka yang berbasis di Minnesota, Amerika Serikat, pasien tidak perlu keluar negeri untuk memperoleh "second opinion" karena bisa diperoleh melalui ahli radiologi di vRad.

Didid mengatakan pihaknya akan melakukan teleradiologi dengan ahli radiologi di Amerika Serikat di vRad jika ada permintaan untuk memenuhi "second opinion".

"Kita menyediakan pilihan mau bacaan dari luar negeri kita ada fasilitasnya," ujarnya.

Permintaan itu dapat muncul berdasarkan otoritas dokter rujukan jika membutuhkan masukan dsri dokter lain maupun dari pasien yang masih memiliki keraguan terkait hasil pemeriksaan radiologinya.

"Dengan vRad kita bisa mengakomodasi dan menjembatani pasien dengan dokter di sini untuk dapat bacaan (hasil pemeriksaan radiologi) bersama dari dokter di luar negeri tentunya difasilitasi vRad dengan sub spesialis radiologinya," katanya.

Selain itu, Didid Winnetouw mengatakan pembacaan hasil pemeriksaan baik berupa CT scan maupun MRI akan kerja sama kedua pihak akan merupakan keterlibatan dua pihak yakni dokter setempat dan dokter dari Amerika Serikat.

"vRad adalah mitra kita. Bukan berarti hanya mengandalkan apa yang dibaca oleh vRad tetapi mereka tetap berdiskusi dengan dokter kami," tuturnya.

Pembacaan hasil pemeriksaan radiologi dengan melibatkan hasil

bacaan dari ahli radiologi di RSU Bunda dan vRad sebagai "second opinion" merupakan suatu bentuk kemitraan untuk menciptakan keakuratan dan kecepatan diagnosa.

"Kolaborasi antara dua spesialis radiologi yang ada di sini dan di sana (vRad) sehingga hasil bacaan lebih cepat dan akurat," katanya.

Jika dokter di rumah sakit ini mengalami kesulitan mendiagnosa pasien dan membutuhkan interpretasi kedua maka dapat dilakukan dengan bertukar informasi dengan ahli radiologi di vRad, lanjutnya.

"vRad hanya melengkapi data dari bacaan dokter radiologi yang ada di sini," katanya.

Ia mengatakan akurasi diagnosa dari vRad akan saling melengkapi antara dokter Indonesia dengan Amerika Serikat yang akan diinterpretasikan hasil pemeriksaannya oleh sub spesialis yang sesuai. 

Pewarta: Martha HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015