Bengkulu (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengapresiasi unsur pemerintahan dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) yang mampu bergerak cepat untuk penanganan usai gempa bumi di Provinsi Bengkulu
"Saya mengapresiasi penanganan yang cepat dari Pemerintah Provinsi Bengkulu, Pemerintah Kota Bengkulu, unsur TNI-Polri yang ada di sini sangat cepat," kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto di Bengkulu, Selasa.
Menurut dia, gempa bumi berkekuatan 6,0 magnitudo itu terjadi pada Jumat dini hari (23/5), dan pemerintah daerah bersama TNI-Polri dan unsur terkait lainnya langsung turun dan memberikan pertolongan darurat pada masyarakat terdampak.
Baca juga: BNPB: Pembangunan rumah rusak berat gempa Bengkulu dimulai hari ini
"Sehingga, pada hari ketiga setelah gempa sudah terlihat proses penanganannya, praktis tidak ada lagi rumah yang rusak berat, semuanya sudah dibersihkan (untuk dibangun ulang)," kata dia.
Tidak hanya puing bangunan, pemerintah daerah, TNI-Polri dan pihak terkait juga bergerak cepat memberikan bantuan pada masyarakat, membangun dapur umum untuk pemenuhan kebutuhan makanan saat situasi darurat gempa, menyiapkan posko pengungsian, dan pendistribusian bantuan kebutuhan selama situasi darurat setelah gempa bumi.
"Sampai ada trauma healing, logistik pun saya monitor lengkap," kata dia.
Letjen TNI Suharyanto menyatakan Presiden RI Prabowo Subianto menginstruksikan penanganan maksimal pemulihan setelah gempa bumi di Provinsi Bengkulu.
"Presiden ingin penanganan bencana gempa ini dilakukan secara tepat, sehingga permasalahan di masyarakat bisa dipetakan secara cepat oleh pemerintah," katanya.
Baca juga: BNPB sebut 255 rumah warga Bengkulu rusak akibat gempa
Baca juga: Gubernur Bengkulu: Pembangunan rumah korban gempa sebulan rampung
Berdasarkan data terkini, terdapat 155 bangunan yang mengalami kerusakan, dengan rincian kerusakan berat, sedang, hingga ringan. Dari jumlah tersebut, 42 rumah mengalami rusak berat dan harus dirobohkan.
Meski tidak ada korban jiwa akibat gempa, satu orang dilaporkan meninggal karena serangan jantung yang tidak berkaitan langsung dengan bencana.
Dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, Pemerintah Pusat melalui BNPB telah menetapkan besaran bantuan Rp60 juta untuk rumah rusak berat, Rp30 juta untuk rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.