Jakarta (ANTARA) - Utusan Khusus Presiden Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Ekonomi Kreatif dan Digital, Ahmad Ridha Sabana, mengatakan negara hadir untuk terus membangun dan mengembangkan ekosistem ekonomi digital melalui sistem dan teknologi yang dimiliki.

“Negara hadir dan pemerintah membangun basis ekosistem (ekonomi digital) yang sangat cukup dengan infrastruktur teknologi dan telekomunikasi,” kata Ridha saat memberikan sambutan di peluncuran program “Digitalisasi Pasar Tradisional Berbasis AI” di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa.

Lebih lanjut, Ridha menilai bahwa ekonomi digital merupakan ekosistem yang sangat penting bagi Indonesia.

Baca juga: East Ventures: Ekonomi digital wilayah 3T Indonesia catat pertumbuhan

Terlebih, melalui sistem pembayaran elektronik Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dan sistem pembayaran domestik Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) terus menunjukkan pertumbuhan transaksi yang signifikan.

Dalam kuartal pertama 2024, nilai transaksi QRIS mencapai Rp262,1 triliun dengan pertumbuhan 169,1 persen secara tahunan. Sementara GPN juga berperan penting dalam memfasilitasi transaksi nontunai di Indonesia, termasuk melalui QRIS.

“Nilai transaksi melalui QRIS dan GPN sangat tinggi. Dari tahun 2018 sampai sekarang, kurang lebih tercatat total transaksi Rp900 triliun,” kata Ridha.

Baca juga: BI catat volume transaksi QRIS melonjak 154,86 persen pada April 2025

Meskipun QRIS sudah cukup familiar bagi pelaku UMKM Indonesia, Ridha menilai penerapan sistem pembayaran nontunai atau cashless ini masih belum menjangkau para pengusaha kecil di pasar tradisional.

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.