"Bagi Bung Karno, membangun kekeluargaan bangsa-bangsa seperti antara Indonesia dan Jepang adalah membangun hubungan antar-budaya, antar-manusia, dan antar-kemajuan yang menjadi tugas kita semua,”
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani meresmikan patung Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno yang diletakkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, Jepang, Rabu, guna menjadi simbol penting dalam membangun semangat kekeluargaan dan persahabatan antar bangsa.
Dia berpandangan patung Soekarno itu bukan hanya sekadar karya seni di kantor KBRI, tetapi juga simbol dari gagasan Bung Karno di negara sahabat tentang pentingnya membangun jalan menuju perdamaian dan kemajuan dunia.
"Bagi Bung Karno, membangun kekeluargaan bangsa-bangsa seperti antara Indonesia dan Jepang adalah membangun hubungan antar-budaya, antar-manusia, dan antar-kemajuan yang menjadi tugas kita semua,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta.
Menurut dia, semangat Bung Karno adalah semangat kemerdekaan, martabat, dan kerja sama yang setara. Dengan begitu, patung Bung Karno pun dibuat salah satunya di KBRI Tokyo sebagai perwakilan Indonesia bagi negara sahabat.
"Saya yakin, patung ini akan menjadi pengingat bahwa dari masa lalu kita belajar, di masa kini kita membangun, dan untuk masa depan kita bermitra," kata dia.
Adapun patung Soekarno yang diresmikan itu adalah hasil karya Kiyomiya Purwanto Mahisa Ayu Ramadhana. Patung tersebut merupakan karya seni rupa yang mewakili simbol kekuatan ide, keberanian untuk bermimpi besar, dan tekad memperjuangkan kemerdekaan.
Patung yang diresmikan Puan di kompleks KBRI Tokyo, adalah satu adalah patung besar seluruh tubuh, dan satu lagi yaitu patung setengah badan Soekarno yang diletakkan di lobi kedutaan.
Peresmian patung tersebut ditandai oleh pemotongan pita secara bersamaan oleh Puan, Ketua Parlemen Jepang Nukaga Fukushiro, dan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi.
Baca juga: Puan bertemu Ketua DPR Jepang di Tokyo bahas penguatan bilateral
Baca juga: Ketua DPR: Usul gelar pahlawan untuk Soeharto harus lewat kajian
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.