Padang (ANTARA News) - Ratusan warga muslim keturunan India di Padang, Sumatera Barat, menggelar tradisi serak gulo atau tabur gula berlokasi di Jalan Pasar Batipuh depan Masjid Muhammadan Kecamatan Padang Selatan.

"Serak gulo adalah tradisi turun-temurun yang yang diperingati setiap tahun pada 1 Jumadil Akhir penanggalan kalender Hijriyah dengan menaburkan gula pasir yang diperebutkan warga dalam rangka memperingati har lahir Souhul Hamid," kata Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang, Ali Khan Abu Bakar, di Padang Sabtu.

Ia menjelaskan Souhul Hamid salah seorang penyebar agama Islam dan serak gulo merupakan simbol manisnya ilmu yang diberikan,

Tradisi serak gulo merupakan salah satu kebudayaan masyarakat India muslim yang dibawa ke kota Padang dimana di dunia hanya dilakukan pada tiga tempat yaitu di Padang, Singapura dan India, ucap dia

"Menyambung silaturahim dan meningkatkan kepedulian untuk saling berbagi merupakan filosofi dari kegiatan ini," kata dia.

Tidak hanya warga keturunan India, sejak pukul 16.30 WIB ratusan warga lainnya berbaur memadati jalan Pasar Batipuh di depan Masjid Muhammadan, untuk memperebutkan gula yang dibungkus dengan kain perca berwarna warni.

Ketua Panitia Hafaz Max Anwar menyebutkan sekitar tiga ton gula disiapkan pada kegiatan ini berasal dari sumbangan berbagai kalangan secara sukarela.

Gula pasir tersebut dibungkus dengan kain berwarna-warni mulai ukuran 100 gram hingga 500 gram yang dilemparkan oleh sekitar 15 orang pria dewasa dari atas atap Masjid Muhammadan.

Sebelum tebar gula dimulai, ritual diawali dengan doa bersama kemudian pemasangan bendera pada bagian atas masjid pada seutas tali dengan panjang 20 meter dan dilanjutkan dengan tebar gula yang dilempar oleh belasan petugas di atap Masjid Muhammadan.

Begitu gula dilempar ratusan warga berebut dibawah untuk mendapatkan gula yang dipandang sebagai simbol keberkahan, kata dia.

"Supaya berkah dan tercapai apa yang dicita-citakan tahun ini, ada juga yang mencari jodoh," kata salah seorang warga keturunan India Nurhayati.

Sebagai warga keturunan India Nurhayati merasa bangga tradisi yang berasal dari tanah leluhurnya masih bertahan hingga saat ini.

Sementara, Wali Kota Padang Mahyeldi yang hadir pada acara itu mengatakan ini merupakan salah satu potensi budaya di Padang yang harus dikembangkan.

Tahun depan penyelenggaraannya harus lebih besar lagi dengan promosi yang lebih maksimal sehingga masyarakat keturunan India yang ada di Nusantara tertarik untuk mengikutinya, ujar dia.

Ini juga merupakan wadah membangun kebersamaan dan memperdekat hubungan masyarakat keturunan India yang ada di Padang, ujar dia.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan ini merupakan kegiatan yang harus dibesarkan karena tradisi yang dapat mendatangkan wisatawan sehingga ada daya tarik orang untuk melihatnya.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015