Oleh karena itu, pariwisata akan menjadi tulang punggung pendapatan negara yang berkelanjutan di masa depan

Jakarta (ANTARA) - Selama beberapa dekade, banyak negara bergantung pada sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi sebagai sumber utama pendapatan. Dengan perhitungan semakin menipisnya cadangan alam dan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, sektor pariwisata kini muncul sebagai alternatif yang diperkirakan menguntungkan.

Pariwisata Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya, berada pada posisi strategis untuk mengoptimalkan sektor pendapatan negara di era globalisasi. Globalisasi telah memperluas akses Indonesia ke pasar internasional. Koneksi global yang semakin kuat membuka peluang besar bagi sektor pariwisata untuk tumbuh.

Dalam menghadapi persaingan global, Indonesia harus beradaptasi dengan tren dan standar internasional dalam hal transportasi, fasilitas, pemasaran, serta pengelolaan destinasi wisata.

Indonesia harus menanggapi tantangan ini dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas lokal, serta lembaga internasional.

Selain itu, harus dipahami bahwa rantai pasok pariwisata yang lebih kompleks ini memerlukan sinergi dari semua pihak yang terlibat.

Thailand, Spanyol, dan Maladewa adalah contoh negara yang berhasil menjadikan pariwisata sebagai sektor utama penyumbang pendapatan.

Thailand, melalui Tourism Authority of Thailand (TAT) berhasil meraih 33,71 miliar dolar AS pada 2023, sementara Spanyol dan Maladewa juga mencatatkan angka signifikan dari sektor ini.

Keberhasilan mereka tidak hanya berfokus pada daya tarik alam, tetapi juga pada strategi promosi yang cerdas dan terintegrasi. Kuncinya ada pada badan promosi pariwisata yang kuat dan berperan sebagai motor utama dalam memasarkan objek wisata, baik melalui media digital, pameran internasional, kemitraan dengan sektor swasta.

Sinergi antara pemerintah dan sektor swasta ini memberikan dampak positif yang signifikan pada ekonomi negara, menciptakan lapangan kerja, memperbaiki infrastruktur, serta menarik investasi asing untuk masuk.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.