Jakarta (ANTARA) - Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin berharap budaya Betawi tak semata dihadirkan dalam acara seremonial tetapi juga dapat masuk ke dalam bagian dari pendidikan formal di sekolah.

"Sekolah adalah the agent of social change (agen perubahan sosial). Yang tentu menjadi penentu bagaimana keberlanjutan budaya Betawi jika di sekolah diajarkan kepada anak-anak," ujar dia di Jakarta, Senin.

Khoirudin mengaku siap berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk membahas lebih lanjut terkait memasukkan budaya Betawi dalam pelajaran di sekolah.

"Saya izin Pak Gubernur agar dalam pendidikan formal di sekolah ada pelajaran budaya Betawi. Yang tentu buku-bukunya harus bersumber dari teman-teman para praktisi kebudayaan Betawi," kata dia.

Khoirudin mengatakan, DPRD DKI saat ini membahas sekitar 30 rancangan peraturan daerah (Perda), namun ini tak termasuk Pemajuan Kebudayaan Betawi.

Kendati begitu, dia mengaku siap memasukkan Raperda Pemajuan Kebudayaan Betawi sebagai prioritas.

"Menunggu draft yang akan disampaikan ke eksekutif termasuk ke dalam Bamus (Badan Musyawarah) untuk diagendakan rapat paripurna. Akan kami bahas di Bapemperda (Badan Pembentukan Peraturan Daerah) dan mengundang seluruh praktisi," ujar Khoirudin.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan pelestarian dan pengembangan Budaya Betawi menjadi langkah strategis untuk memperkuat karakter serta daya tarik Jakarta di tingkat internasional.

Hal ini menjadi bagian dari pembangunan kebudayaan yang diperlukan dan krusial bagi Jakarta sebagai kota pusat pertemuan beragam budaya nusantara

Untuk mewujudkan hal tersebut, akan dirancang Peta Jalan Pemajuan Kebudayaan Jakarta sebagai panduan strategis yang terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Baca juga: Pencak silat bakal jadi ekstrakurikuler di sekolah

Baca juga: DPRD DKI usulkan seni Betawi masuk ekstrakurikuler di sekolah

Baca juga: Gebyar Seni Betawi di sekolah beri pemahaman tentang kearifan lokal

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025