Kalau mapping persoalannya luar biasa. Ada semacam kekuatan luar biasa, persoalan rumit begitu terurai satu per satu bisa mengerucut

Makkah (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bersyukur beragam persoalan penyelenggaraan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 dapat terurai satu persatu jelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

"Kalau mapping persoalannya luar biasa. Ada semacam kekuatan luar biasa, persoalan rumit begitu terurai satu per satu bisa mengerucut," ujar Menag Nasaruddin Umar saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Tim Pengawas Haji DPR RI di Makkkah, Senin.

Adapun persoalan yang mengitari penyelenggaraan ibadah haji 2025 seperti terpisahnya rombongan karena berbeda syarikah, proses visa yang berjalan lambat, hingga penerbitan Kartu Nusuk yang lama.

Menag bersyukur satu per satu masalah dapat terurai dengan baik, meski masih ada koreksi, namun tidak begitu signifikan. Kondisi tersebut atas gerak cepat petugas haji dengan otoritas perhajian Arab Saudi.

Baca juga: Komisi VIII DPR: Masalah Syarikah hingga haji nonkuota harus dievaluasi

Menag Nasaruddin juga mengapresiasi anggota Tim Pengawas (Timwas) DPR yang membantu mencari solusi. Dia mengatakan ada persoalan yang membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikannya.

"Saya terima kasih kepada bapak ibu sekalian karena betul-betul DPR memberikan bantuan," kata Nasaruddin.

Sebelumnya Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief memaparkan teknis skema pergerakan jamaah calon haji Indonesia saat puncak haji saat RDP dengan Timwas Haji 2025.

Hilman mengatakan sekitar 67 ribu peserta haji akan mengikuti Murur yang membuat jamaah tidak mabit di Muzdalifah. Ia mengatakan jamaah yang ikut Murur itu antara lain terdiri dari lansia, risiko tinggi, obesitas, para pendampingnya hingga sukarela.

Baca juga: Kemenag terapkan skema khusus murur dan tanazul bagi jamaah haji 2025

Murur adalah pergerakan jamaah dari Arafah dengan bus yang hanya melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan. Mereka langsung melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melakukan lempar jumrah dan mabit.

Sementara, 67 persen dari total jamaah reguler akan mengikuti mabit di Muzdalifah. Hilman mengatakan petugas haji akan melakukan pengecekan ulang di tenda-tenda Arafah agar tidak ada jamaah yang tertinggal menuju Muzdalifah.

"Biasanya selalu ada saja yang di toilet atau di mana ketiduran. Jadi kita sisir oleh Linjam (Pelindungan Jamaah)," ujar Hilman.

Hilman juga menjelaskan skema tanazul di Mina. Ia mengatakan ada 18,2 persen atau sekitar 37 ribu peserta haji yang ikut tanazul atau langsung menuju hotel setelah lempar jumrah.

Baca juga: Skema Tanazul akan buat tenda di Mina lebih nyaman

Pewarta: Asep Firmansyah dan Andika Wahyu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.