Bogor (ANTARA News) - IPB menjadi perguruan tinggi negeri pertama di Indonesia yang berhasil meraih sertifikasi internasional "Japanese Acreditation Board for Engineering Education" (JABEE) melalui Departemen Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian.

"Akreditas internasional merupakan komitmen IPB dalam menjamin mutu pendidikan secara berkelanjutan, terarah dan akuntable," kata Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto, dalam acara penyerahan sertifikat akreditas internasional JABEE di IPB International Convention Center, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Prof Herry menyebutkan terdapat 15 dari 36 program studi sarjana di IPB atau sekitar 41,7 persen telah mengantongi sertifikat akreditasi internasional dari beberapa lembaga internasional, seperti "Institute of Food Technologists" (IFT), "International Union Food Science and Technology" (IUFOST), "Accreditation Board for Engineering and Technology" (ABET), "Institute of Marine Engineering, Science and Technology" (IMaREST), "Society of Wood Sciene and Technology" (SWST), "ASEAN University Network" (AUN-QA) dan JABEE.

"Kita cukup berbangga, karena begitu mendaftarkan untuk 22 kriteria penilaian tidak ada yang gagal. Dan IPB langsung mendapat akreditas untuk enam tahun," katanya.

Menurut Prof Herry akreditasi internasional merupakan program strategis dan menjadi rangkaian panjang IPB untuk mendorong seluruh program studinya mengikuti standarisasi akreditasi internasional.

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Dr Sam Herodian menyebutkan akreditasi lembaga internasional tersebut memberikan pengaruh kepada mahasiswa dalam meraih gelar insinyur yang setaraf dengan perguruan tinggi internasional lainnya.

"Sertifikasi JABEE ini menempatkan IPB sertara dengan Jepang, Korea, Tiongkok dan ABET. Bahkan Jepang mengakui kurikulum kita (IPB) lebih ketat dibanding negara mereka sendiri. Jadi kita siap berkompetisi dengan dunia internasional," katanya.

Kepala Kantor Manajemen Mutu IPB Dr Fredinan Yulianda menyebutkan sejak 2008 IPB telah mempersiapkan beberapa program studi untuk mendapatkan standarisasi internasional dari beberapa lembaga internasional.

Sampai saat ini sudah ada 15 program studi yang terakreditasi internasional yakni Ilmu dan Teknologi Pangan terakreditasi oleh lembaga IFT tahun 2010, Teknologi Industri Pertania oleh ABET (2012), Ilmu dan Teknologi Kelautan oleh IMaREST (2013), Hasil Hutan oleh SWTS (2015), Teknik Mesin dan Biosistem oleh JABEE (2015), Argonomi dan Hortikultura oleh AUN-QA (2013), Proteksi Tanaman oleh AUN-QA (2013), Budidaya Perairan oleh AUN-QA (2013), Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan oleh AUN-QA (2013), Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan oleh AUN-QA (2013) dan lima prodi lainnya yakni Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Silvikultur, Ilmu Ekonomi, Agribisnis, dan Gizi Masyarakat memperoleh sertifikasi AUN-QA tahun 2014.

"Untuk ABET perguruan tinggi negeri di Indonesia yang sudah memilikinya hanya dua yakni IPB dan ITB. Tetapi untuk JABEE baru IPB yang pertama di Indonesia. Ini juga menjadi pengakuan bahwa teknik mesin yang kita miliki sejajar dengan perguruan tinggi internasional lainnya," katanya.

Menurut Fredinan yang juga Asesor dari AUN-QA, standarisasi internasional JABEE sangatlah ketat, di Jepang sendiri tidak semua perguruan tinggi yang baru mendaftar langsung mendapatkan sertifikat untuk enam tahun. Dan IPB termasuk istimewa penilaian yang dilakukan selama dua tahun, dari 22 kriteria yang dinilai tidak ada yang gagal.

Ia menambahkan saat ini ada 10 program studi lainnya yang sedang dalam pengajuan strandisasi internasional. Dan, IPB menargetkan tahun 2016 lebih dari 50 persen program studi di perguruan tinggi tersebut terakreditasi internasional.

"Akreditasi internasional merupakan wujud dari komitmen IPB untuk mencari dan memberi yang terbaik sekaligus sebagai langkah maju menuju world class University," katanya.

Sertifikat JABEE ini diserahkan langsung oleh Yasuyuki Aoshima dari Executive Managing Director JABEE disaksikan Mitsuru Tanaka dari JICA Higher Education Policy Advision kepada Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto didampingi Dekan Fakultas Teknologi Pertanian dan jajarannya.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015