Pancasila tidak hanya mempersatukan perbedaan, tetapi juga menjanjikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo mengingatkan Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa yang mengamanatkan untuk mencapai kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan rakyat.

Dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Senin, ia mengatakan tidak boleh ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dalam pembangunan sehingga tugas ini menjadi tanggung jawab bersama.

"Kita masih punya tugas berat, menurunkan kemiskinan, menghapus ketimpangan, menyediakan jaring pengaman sosial yang kuat dan bermanfaat," kata Wamensos Agus.

Ia menegaskan tugas di atas harus diselesaikan dengan bekerja dan bukan sekadar berbicara.

Tugas itu, kata dia, hanya dapat diselesaikan dengan kolaborasi dan keberpihakan, bukan sekadar koordinasi dan peraturan.

Menurutnya, Pancasila tidak hanya mempersatukan perbedaan, tetapi juga menjanjikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca juga: Wamendagri ajak pegawai perkokoh Pancasila, demokrasi, dan HAM

"Keterbatasan masih menjadi wajah sebagian rakyat kita, di sinilah Kemensos selalu ada," katanya.

Ia menegaskan Kemensos bukan sekadar pelengkap administrasi, akan tetapi sebagai bagian ke depan perjuangan kemanusiaan.

Melalui Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), ia yakin bantuan sosial akan lebih adil dan tepat sasaran.

Sekolah rakyat yang menjadi program prioritas juga akan memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi.

"Kemensos ada lewat sekolah-sekolah yang memberi harapan baru bagi anak-anak keluarga miskin ekstrem yang selama ini hanya bisa melihat sekolah dari jauh," ujarnya.

Baca juga: BPIP: Penguatan ideologi Pancasila tangkal ekstremisme

Wamensos Agus menambahkan anak-anak dari keluarga miskin kini bisa segera masuk asrama dan belajar dengan layak di Sekolah Rakyat. Lalu, mereka juga bisa mengejar masa depan.

Pada kesempatan itu, ia juga mengapresiasi para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang menempuh jalan berlumpur dan jembatan gantung untuk memastikan satu keluarga tidak jatuh lebih dalam ke dalam jurang kemiskinan.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Karang Taruna, Pelopor Perdamaian (Pordam), dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang dianggap memberikan harapan dan rasa dipedulikan.

"Mereka semua adalah wujud nyata dari Pancasila, yang bekerja, bergerak, dan menyentuh langsung bagi rakyat," katanya.

Baca juga: Presiden sebut tujuan berantas korupsi untuk generasi penerus

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.