Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan peresmian pusat data berstandar global JK6, berkapasitas 36 megawatt, yang dibangun sepenuhnya oleh tenaga kerja Indonesia mempertegas arah strategis kedaulatan digital nasional.
Meutya menyatakan bahwa pusat data ini bukan hanya tonggak infrastruktur teknologi, tetapi juga simpul utama pengelolaan data strategis Indonesia yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital nasional.
“Ini menjadi bukti bahwa anak-anak bangsa mampu merancang dan membangun pusat data berstandar global serta mendorong lahirnya kompetensi nasional,” ujar Meutya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menekraf: Pusat data penting untuk tingkatkan talenta ekonomi kreatif
Pusat data JK6 dibangun selama 3 juta jam kerja dan melibatkan hampir 8 ribu tenaga kerja lokal. Meutya mendorong pusat data tersebut menjadi tulang punggung penyimpanan, pengolahan, dan pertukaran data lintas sektor, seperti pelayanan publik, industri strategis, hingga teknologi kecerdasan buatan dan layanan digital publik.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan pusat data merupakan bagian integral dari strategi transformasi digital nasional yang tengah digencarkan pemerintah.
Transformasi ini mencakup empat pilar utama yakni penguatan infrastruktur dan spektrum, pengembangan talenta digital, penyediaan perangkat dan aplikasi, serta kebijakan yang adaptif dan kolaboratif.
Baca juga: Menkomdigi harapkan dampak ekonomi pusat data Microsoft di Indonesia
Merujuk laporan GSMA 2024, digitalisasi di sektor prioritas seperti energi, pertanian, perikanan, dan kehutanan diproyeksikan menghasilkan nilai tambah hingga Rp1.271 triliun pada tahun 2029.
Dalam kerangka ini, kata Meutya, pusat data memiliki peran vital sebagai simpul penghubung yang menjamin efisiensi dan keamanan data di seluruh proses transformasi.
"Setiap kemanfaatan teknologi membutuhkan kemampuan penyimpanan dan pengolahan data yang terstruktur, aman, dan efisien. Di sinilah pusat data seperti JK6 memainkan peran strategis,” tambah Meutya.
Baca juga: Pemerintah memfokuskan pembangunan pusat data di Batam
Menurut laporan KPMG, konsumsi layanan pusat data global meningkat dari 79 gigawatt pada 2023 menjadi 90 gigawatt pada 2025, dan diperkirakan mencapai 180 gigawatt pada 2030.
Meutya mencatat bahwa Indonesia termasuk negara dengan potensi pertumbuhan tertinggi di kawasan Asia Pasifik, dengan peningkatan kapasitas pusat data sebesar 66 persen dalam dua tahun terakhir.
“Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia termasuk negara dengan potensi tertinggi di dunia. Pertumbuhan kapasitas pusat data kita sebesar 66 persen adalah sinyal kuat bahwa pasar digital Indonesia berkembang pesat dan menjadi magnet global,” demikian papar Menkomdigi.
Baca juga: Kemkomdigi paparkan potensi Indonesia jadi tujuan investasi pusat data
Baca juga: Google Cloud perluas kapasitas pusat data AI di Jakarta
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.