Cirebon (ANTARA) - Tim Search And Rescue (SAR) gabungan belum menemukan empat korban yang diduga masih tertimbun longsor di lokasi tambang galian C Gunung Kuda Cirebon, Jawa Barat, hingga operasi pencarian memasuki hari kelima.

Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon Letkol Inf Mukhammad Yusron di Cirebon, Selasa, mengatakan pencarian sudah dilakukan sejak pagi tadi, namun hingga petang hasilnya masih nihil.

“Pencarian di hari kelima ini belum membuahkan hasil. Namun, kami terus berupaya secara maksimal,” katanya.

Ia menjelaskan operasi gabungan pada hari kelima, diawali dengan doa bersama untuk keselamatan tim dan harapan agar korban segera ditemukan.

Baca juga: Kemensos salurkan Rp384 juta untuk korban longsor Gunung Kuda

Baca juga: Wamensos pastikan pemerintah hadir tangani longsor di Gunung Kuda

Kendati begitu, kata dia, karena kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan dan potensi longsor susulan cukup tinggi, maka operasi pencarian serta evakuasi korban dihentikan sementara.

“Kita lanjutkan esok hari, dan akan diawali dengan doa lintas agama bersama jajaran forkopimda dan keluarga korban,” ujarnya.

Yusron menuturkan pencarian korban dibatasi dalam masa tanggap darurat selama tujuh hari, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cirebon.

Setelah masa itu berakhir, menurutnya akan dilakukan evaluasi bersama keluarga korban dan pemerintah daerah untuk menentukan langkah selanjutnya.

“Kami akan rapatkan kembali dengan forkopimda dan keluarga korban untuk menentukan arah pencarian ke depan,” katanya.

Sementara itu, Koordinator Lapangan Kantor SAR Bandung Mamang Fatmono menuturkan ancaman terbesar dalam pencarian saat ini adalah potensi longsor susulan, sehingga petugas harus bekerja ekstra hati-hati.

Ia menyebutkan berdasarkan informasi dari Inspektur Tambang Kementerian ESDM, terdapat sembilan titik patahan tanah yang aktif di area Gunung Kuda.

Petugas saat menunjukkan sembilan titik patahan tanah di Gunung Kuda Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/6/2025). ANTARA/Fathnur Rohman.

Dia mengungkapkan patahan terpanjang di area itu, bahkan mencapai 100 meter dan masih terus bergerak.

“Patahan itu miring dan posisinya memanjang ke bawah. Kalau tidak kuat, bisa runtuh sewaktu-waktu,” ujarnya.

Mamang menyampaikan pemantauan pergerakan tanah dilakukan setiap 10 hingga 15 menit, menggunakan alat total station milik PT Indocement.

Hasil pemantauan, dikirim langsung ke tim SAR yang bekerja di zona merah, tepatnya di titik A dan B tempat korban diduga tertimbun.

“Kami terus pantau pergerakan tanah secara berkala. Tim di lapangan hanya akan bekerja saat zona aman,” katanya.

Dia menambahkan kondisi geografis yang curam serta jenis tanah yang labil, membuat seluruh aktivitas pencarian dilakukan dalam kendali ketat. Tim SAR menomorsatukan keselamatan personel dalam setiap pergerakan.

Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA, empat korban yang masih tertimbun diketahui bernama Muniah (45), Tono (57), Dedi Setiadi (47) dan Nurakman (51). Seluruhnya adalah warga Kabupaten Cirebon.*

Baca juga: Menteri ESDM lakukan evaluasi total insiden tambang longsor di Cirebon

Baca juga: Tim SAR fokus cari empat korban di titik kiri longsor Gunung Kuda

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.