Masa depan pertambangan bukan hanya soal menghasilkan lebih banyak, tetapi bagaimana kita menghasilkan dengan cara yang lebih bijak

Jakarta (ANTARA) - Holding BUMN industri pertambangan MIND ID menggencarkan implementasi dekarbonisasi sebagai bagian dari komitmen jangka panjang menuju industri pertambangan yang rendah emisi dan berkelanjutan.

"Kami meyakini bahwa kemajuan industri harus disertai dengan tanggung jawab yang semakin besar terhadap lingkungan," ucap Corporate Secretary MIND ID Pria Utama di Jakarta, Selasa.

Pria menyampaikan bahwa perusahaan telah merumuskan empat strategi utama untuk mencapai target dekarbonisasi tersebut.

Pertama, konversi bahan bakar ke sumber rendah karbon, seperti pemanfaatan biodiesel B35, B40, dan LNG untuk menggantikan bahan bakar fosil.

Kedua, peningkatan efisiensi operasional melalui inovasi proses penambangan, peleburan, serta digitalisasi dan elektrifikasi di seluruh lini produksi.

Baca juga: MIND ID dorong inovasi dan "green skill" di HC Summit 2025

Ketiga, penggunaan energi terbarukan dan co-firing, termasuk pemasangan panel surya (solar PV), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan teknologi co-firing pada fasilitas pembangkit dan peleburan.

Keempat, pemanfaatan renewable energy certificate (REC) dan carbon offset, melalui partisipasi dalam perdagangan karbon serta pengembangan proyek berbasis alam (nature based solutions/NBS).

Pria menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut mencerminkan arah strategis MIND ID dalam menyeimbangkan pertumbuhan industri dengan tanggung jawab ekologis yang semakin mendesak.

"Masa depan pertambangan bukan hanya soal menghasilkan lebih banyak, tetapi bagaimana kita menghasilkan dengan cara yang lebih bijak," kata Pria.

Lebih lanjut, Direktur Strategic Support & Human Capital PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Benny Alexander FD Wiwoho menjelaskan bahwa ekspansi industri melalui hilirisasi secara langsung berdampak pada lonjakan kebutuhan energi Grup MIND ID, yang secara paralel mendorong peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK).

"Isu dekarbonisasi bukan hanya tantangan MIND ID, tetapi tantangan global yang dihadapi oleh seluruh pelaku industri pertambangan dan manufaktur. Ketergantungan pada energi fosil masih tinggi, sementara transisi ke energi bersih membutuhkan kesiapan sistemik," ujar Benny.

Berdasarkan proyeksi, konsumsi energi Grup MIND ID diperkirakan melonjak dari 48.000 terajoule (TJ) pada 2023 menjadi 266.000 TJ pada 2030.

Lonjakan ini berpotensi menyebabkan emisi GRK meningkat drastis, dari 4.100 kiloton CO2 ekuivalen (ktCO2e) menjadi sekitar 31.060 ktCO2e atau meningkat lebih dari tujuh kali lipat dalam tujuh tahun.

Menghadapi tantangan tersebut, Grup MIND ID menetapkan target penurunan emisi sebesar 21,4 persen pada tahun 2030.

"Ini adalah tantangan yang harus dikelola secara strategis. Target 21,4 persen ini merupakan peta jalan kami dalam memastikan bahwa pertumbuhan industri tetap sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan," kata Benny.

Baca juga: MIND ID siapkan proyek strategis hilirisasi dengan Danantara

Baca juga: MIND ID butuh capex Rp19,9 triliun untuk jalankan program 2025

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.