Kendari (ANTARA) - Warga Desa Watudemba, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) antusias menggunakan pohon gamal untuk menyuplai bahan baku cofiring biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nii Tanasa, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
"Artinya kami ini sebagai masyarakat sangat bersyukur, luar biasalah dampak positifnya. Di samping membantu ekonomi, apalagi kami ini petani, otomatis ini (gamal) sangat membantu pembiayaan kebun kita," kata Sakring, warga Desa Watudemba Sakring di Konsel, Rabu.
Ia mengatakan masyarakat setempat awalnya hanya tahu pohon gamal sebagai tanaman pembatas lahan. Karena itu, pohon gamal banyak digunakan sebagai pagar hidup yang mengelilingi kebun dan lahan warga.
Belakangan ia baru mengetahui dahan dan ranting gamal punya nilai ekonomi dan dihargai cukup bagus oleh PT Senator Karya Meneges (SKM), perusahaan mitra PLN Energi Primer Indonesia (EPI) yang menyuplai bahan bakar cofiring biomassa ke PLTU. Dia menyebutkan dari hasil pemanfaatan pohon gamal di kebunnya, bisa memperoleh uang tunai sekitar Rp150 ribu setiap pengantaran menggunakan mobil bak terbuka.
Ia menceritakan untuk proses pengambilan pohon gamal yang akan dikirimkan ke PT SKM itu tidak sulit. Pemilik hanya perlu memangkas saja pohon-pohon tersebut dan diangkut ke pinggir jalan tempat akses mobil perusahaan melintas.
"Setelah itu, kami menghubungi pemilik mobil untuk diangkut ke penggilingan gamal," ujarnya.
Sakring mengungkapkan penggunaan pohon gamal untuk biomassa di PLTU sangat membantu para warga di desanya. "Setelah kami tahu bahwa ini ada harga, kami memelihara dan menjualnya," ucapnya.
Sakring juga meyakini jika pohon gamal di daerahnya tidak akan pernah habis, karena pohon tersebut sangat mudah untuk tumbuh. Bahkan, hanya butuh waktu sekitar enam bulan sudah bisa dipanen.
"Gamal ini mudah tumbuh di mana saja, setelah kami tebang tanaman akan muncul tunas. Setelah besar bisa dipanen lagi," ucapnya.
Sakring berharap agar program biomassa yang dijalankan oleh PT PLN tersebut bisa terus dilaksanakan dan bisa meningkatkan harga beli di masyarakat.
Kepala Desa Watudemba Nerni menyampaikan, bahwa pemerintah desa sangat bersyukur dengan adanya PT SKM di wilayahnya. Selain membuka lapangan kerja, perusahaan itu juga bisa memberikan penghasilan bagi warga yang mau ikut untuk memanfaatkan pohon gamal, yang sebelumnya hanya menjadi pagar kebun mereka saja.
"Saya sebagai pemerintah desa Watudemba, syukur Alhamdulillah dengan adanya PT. SKM datang ke desa Watudemba ini, membuka lapangan pekerjaan khususnya untuk anak-anak di desa Watudemba," ujar Nerni.

Ia berharap program biomassa yang dicetus oleh PLN itu bisa terus berjalan dan tetap menarik kerja sama dari PT SKM.
Sementara itu, Pengawas Lapangan PT SKM Iksan Budiawan mengatakan bahwa perusahaan yang beroperasi sejak 2023 itu memperkerjakan sebanyak delapan orang karyawan.
Menurut dia, program biomassa tersebut sangat memberikan dampak yang baik untuk ekonomi warga Desa Watudemba, Konsel. Sebab, mulai dari warga yang menebang pohon gamal hingga di perusahaannya yang mengolah kayu gamal itu bisa mendapatkan penghasilan.
"Kalau untuk hasil pendapatan dengan adanya perusahaan ini, yang kami rasakan sangat cukup, bahkan dibanding dengan yang lalu saat bekerja serabutan tentunya berbeda sekali. Pendapatan dari perusahaan ini lebih maksimal untuk kebutuhan kami sehari-hari terutama bagi kami yang sudah berumah tangga," katanya.
Di perusahaan tersebut, PT SKM tidak hanya menerima pohon gamal saja, akan tetapi juga pohon kayu akasia, yang diperoleh limbah-limbah warga setempat.
Dalam sehari, PT SKM bisa menampung hingga puluhan ton kayu jenis gamal untuk kemudian dikirim ke PLTU Nii Tanasa Kendari untuk dijadikan bahan bakar di sana.
"Dalam sehari bisa mencapai 50 ton dan lebih lagi (yang dikirm ke PLTU Nii Tanasa) dengan menggunakan mobil truk, satu mobil itu diisi sekitar 10 sampai 12 ton," jelasnya.

Pemanfaatan di PLTU
Manager Unit PLTU dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nii Tanasa Kendari Apriyadi mengatakan, bahwa penerapan cofiring biomassa sejak 2021 dan secara konsisten baru dilakukan pada 2023. Ia menyampaikan saat ini pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar pencampur batu bara (cofiring) dalam satu hari bisa mencapai 50 ton.
Apriyadi menjelaskan pada 2024 lalu pihaknya telah memproduksi 8.500 mWh, kemudian untuk periode Januari hingga April 2025 pihaknya telah memproduksi sekitar energi hijau 4.000 megawaat hour (MWh).
"Harapannya nanti di akhir tahun ini bisa mencapai di 12.000 MWh," ucapnya.
Ia mengatakan pihaknya telah melakukan pengujian untuk menaikkan jumlah biomassa dari potongan pohon gamal hingga mencapai 100 persen tanpa dicampur dengan batu bara di pembakaran PLTU, hasilnya menunjukkan operasional yang aman, akan tetapi perlu meneliti lebih jauh lagi untuk pengoperasian dalam jangka panjangnya.
"Itu yang akan kami lakukan investigasi, dan mohon doanya mudah-mudahan nanti tetap aman dan bisa kita tingkatkan untuk presentasenya," lanjutnya.
Senada dengan itu, Manager Unit Pembangkit Kendari Moh. Furqon Akhsani mengatakan bahwa program cofiring biomassa itu adalah komitmen PT PLN Nusantara Power yang dilakukan untuk mendukung program pemerintah untuk net zero emission pada tahun 2060.
"Saat ini dipandang bahwa PLTU itu menghasilkan emisi karbon yang tinggi, karena batu bara. Namun, dengan inovasi dengan perpaduan batu bara dengan biomassa dalam hal ini dari organik kayu dan cangkang sawit itu terbukti dapat mengurangi emisi karbon, dan itu yang kami lakukan di PLTU Nii Tanasa Kendari," ucap Furqon.
Dia menjelaskan di PLTU Nii Tanasa secara bertahap mencampur bahan bakar yang digunakan, yang sebelumnya itu dibakar menggunakan batu bara, kini dicampur dengan biomassa dari kayu gamal dan cangkang sawi.
"Kayu gamal itu dicacah kemudian dimasukkan ke dalam boiler atau alat untuk memproduksi uap, selain gamal kami juga menggunakan cangkang sawit dengan komposisi sementara itu 97 persen dari gamal dan tiga persen dari sawit," katanya.
Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.