London (ANTARA News) - Film "Selamat Pagi, Malam" yang diarahkan sutradara muda Lucky Kuswandi membuka acara festival Asia yang digelar Asia House di gedung teater The Ham Yard Theatre, Soho, London, Jumat malam.

Film yang mengisahkan keunikan kota Jakarta setelah matahari tenggelam dari cerita tiga perempuan yang hidupnya berubah melalui pertemuan-pertemuan tak terencana pada suatu malam melankolis di Jakarta itu  dipuji para pengemar film di London.

"Saya senang film saya mendapat apresiasi dari penonton di London," ujar Lucky kepada Antara, usai Opening Gala Night pemutaran film yang diterjemahkan menjadi "In the Absence of the Sun" tersebut.

Festival Film Asia House ketujuh hingga 31 Maret itu juga menampilkan film karya sutradara muda dari Kamboja, Myanmar, Vietnam, Indonesia, India, Jepang and Uzbekistan, yang tahun ini lebih fokus kepada Mongolia.

Festival film ini diawali dengan resepsi yang dihadiri Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb dan DCM Anita Luhulima yang di antaranya dilanjutkan dengan tayangan film pendek "Trans-Mongolian: A Long Train Journey" karya Ruben Sanchez and Cristina Fernandez.

Dalam satu tanya jawab, Lucky Kuswandi mengatakan pengalaman menuntut ilmu di Amerika Serikat memberinya ide membuat "Selamat Pagi Malam".

Film menceritakan kehidupan seorang gadis bernama Gia yang diperankan Adinia Wirasti yang menetap di New York dan bertahun-tahun tidak lagi merasa Jakarta sebagai rumahnya ketika pulang, apalagi saat bertemu Naomi yang diperankan Marissa Anita, soulmate-nya di New York yang telah lebih dahulu pulang ke Jakarta dan berkompromi dengan kemunafikan gaya hidup kelas atas Jakarta.

Kisah lainnya mengenai Indri yang diperankan Ina Panggabean berambisi untuk meng-upgrade kehidupannya yang pas-pasan sebagai penjaga handuk di gym dengan menemukan laki-laki kaya melalui chatting di smart phone cicilannya, tempat di mana identitas tidak lagi pasti.

Sementara Ci Surya diperankan Dayu Wijanto, seorang ibu rumah tangga yang dikenal hanya dengan nama suaminya, Koh Surya, pengusaha yang sukses.

Pada malam yang sama, kehidupan mereka berubah di luar rencana itu yang disebut Lucky sebagai kehidupan yang mencerminkan kehidupan kota besar Jakarta pada malam hari.

Selain karya Lucky Kuswandi, film Indonesia lainnya yang diputar dalam festival ini adalan "Jalanan" yang berkisah tentang Jakarta dan potret Indonesia melalui mata tiga pengamen muda yang humoris dan gigih menjalani hidup; Titi, Boni, dan Ho.



Pewarta: Zeynitha Gibbons
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015