Jakarta (ANTARA) - Nama Lee Jae Myung tengah menarik perhatian publik setelah secara resmi terpilih sebagai Presiden Korea Selatan, menggantikan Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan pada tahun 2024 lalu.
Proses pemilihan berlangsung melalui Pemilihan Presiden Korea Selatan yang digelar pada Selasa, 3 Juni 2025. Mewakili Partai Demokratik, Lee Jae Myung berhasil unggul dari pesaingnya, Kim Moon Soo, dengan perolehan suara sebesar 49,42 persen.
Kemenangan ini menjadi tonggak baru dalam kepemimpinan Korea Selatan. Selain dikenal sebagai tokoh politik, Lee Jae Myung memiliki latar belakang yang kuat dalam membela kepentingan rakyat kecil dan memperjuangkan keadilan sosial.
Lantas, siapa sebenarnya sosok Lee Jae Myung? Simak profil lengkapnya berikut ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Baca juga: Xi Jinping ucapkan selamat kepada Presiden Korsel Lee Jae-myung
Profil Lee Jae Myung
Lee Jae Myung lahir di Andong, Provinsi Gyeongsang Utara, pada 8 Desember 1963. Namun, dalam catatan resmi pemerintah Korea Selatan, tanggal kelahirannya tercatat sebagai 22 Desember 1964, disebabkan keterlambatan sang ayah dalam mendaftarkan kelahiran putranya.
Ia berasal dari keluarga yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Karena kondisi tersebut, Lee Jae Myung sempat terpaksa menghentikan pendidikannya. Bahkan sejak usia muda, ia sudah harus bekerja di pabrik demi membantu mencukupi kebutuhan keluarga.
Meski dihimpit berbagai kesulitan, semangat Lee Jae Myung untuk meraih pendidikan tidak pernah padam. Ia akhirnya berhasil melanjutkan sekolah dan pada tahun 1986, diterima sebagai mahasiswa di Universitas Chung-Ang berkat beasiswa penuh.
Setelah lulus dan menuntaskan ujian negara, ia resmi menyandang profesi sebagai pengacara. Kiprah-nya dikenal luas karena keberaniannya dalam membela hak-hak masyarakat kecil dan isu-isu hak asasi manusia. Sosoknya pun menjadi inspirasi banyak orang yang tengah berjuang keluar dari kesulitan hidup.
Baca juga: Lee Jae Myung resmi jadi Presiden Korsel gantikan Yoon Suk Yeol
Menapaki dunia hukum selama hampir 20 tahun, pada 2005, Lee mulai menginjakkan kaki di ranah politik melalui Partai Uri, cikal bakal dari Democratic Party of Korea (DPK) yang kini mengusungnya.
Karir politiknya terus menanjak. Pada 2010, ia berhasil memenangkan pemilihan dan menjabat sebagai Wali Kota Seongnam. Namanya makin dikenal luas ketika ia menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi pada 2018, di mana ia mendapat apresiasi atas kebijakan-kebijakannya yang pro-rakyat.
Selama pandemi Covid-19, Lee menuai pujian karena dinilai berhasil memberikan bantuan keuangan langsung kepada warga. Meski kebijakannya kerap bertentangan dengan pemerintah pusat, ia tetap konsisten dengan pendekatannya yang berpihak kepada masyarakat.
Sebelum akhirnya terpilih sebagai Presiden, Lee sempat dua kali mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden Korea Selatan, yakni pada tahun 2017 dan 2022, meski harus mengakui kekalahan tipis dari lawan politiknya.
Tak lepas dari sorotan, Lee juga pernah tersandung sejumlah kontroversi. Bahkan pada tahun 2024, ia mengalami insiden tragis saat menjadi korban penusukan dalam sebuah acara publik di Busan. Peristiwa itu sempat mengguncang publik, sekaligus membangkitkan simpati atas keteguhan perjuangannya.
Kini, setelah melalui berbagai ujian dan dinamika politik, Lee Jae Myung resmi menjabat sebagai Presiden Korea Selatan mulai Rabu, 4 Juni 2025, menggantikan Yoon Suk Yeol yang telah dimakzulkan.
Baca juga: Presiden baru Korsel Lee Jae Myung akan diambil sumpahnya hari ini
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.