Sanaa (ANTARA News) - Beberapa pesawat tempur pasukan koalisi Arab pimpinan Arab Saudi menyerang Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada Sabtu (28/3), saat serangan udara terhadap kelompok Al-Houthi memasuki hari keempat.

Beberapa pesawat tempur menyerang kamp pasukan cadangan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh di bagian selatan Sanaa dan pangkalan pertahanan udara di Kota Laut Merah, Al-Hodayda.

Belum ada laporan mengenai korban jiwa.

Serangan udara tersebut menghantam beberapa sasaran militer di Sanaa dan pangkalan pasukan cadangan di Provinsi Dhamar Tengah pada Jumat malam (27/3), sehingga menewaskan lima prajurit di Ibu Kota Yaman, kata seorang pejabat keamanan kepada Xinhua, Minggu pagi.

Media lokal melaporkan puluhan prajurit tewas pada malam sebelumnya, saat serangan udara menghantam pangkalan militer terbesar di Sanaa. Namun, kelompok Al-Houthi menolak untuk mengungkapkan jumlah korban jiwa.

Presiden Yaman Abd-Rabbou Mansour Hadi pada Sabtu mendesak negara Arab agar melanjutkan operasi militer mereka terhadap kelompok Al-Houthi sampai kelompok Syiah tersebut sepenuhnya dikalahkan.

Ketika berbicara pada Pertemuan Puncak Ke-26 Liga Arab di Kota Pelancongan Laut Merah Mesir, Sharm Esh-Esheikh, Hadi mendesak pasukan koalisi --yang telah menggempur kelompok Al-Houthi selama empat hari-- agar melanjutkan serangan mereka sampai kelompok gerilyawan itu menyerah dan kalah.

Arab Saudi dan negara anggota lain Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) melancarkan serangan udara terhadap posisi Al-Houthi di Yaman pada Kamis (26/3), tindakan yang dikutuk oleh Iran tapi didukung oleh Amerika Serikat, Mesir, Jordania dan Maroko.

Pada hari yang sama, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz As-Saud dalam Pertemuan Puncak Arab mengatakan serangan militer pimpinan Arab Saudi terhadap gerilyawan Al-Houthi di Yaman akan dilanjutkan sampai keamanan dipulihkan di negeri tersebut.

"Operasi Badai Penentu akan berlanjut sampai rakyat Yaman menikmati keamanan dan kestabilan," kata Raja Arab Saudi tersebut kepada peserta Pertemuan Puncak Arab yang dipimpin oleh Presiden Mesir Abdel-Fattah As-Sisi dan dihadiri oleh 20 presiden serta raja Arab.

Di Kota Pelabuhan Aden di bagian selatan Yaman --yang menjadi kubu terakhir Hadi sebelum ia pergi ke Arab Saudi pada Kamis, anggota milisi suku pro-Hadi telah terlibat pertempuran melawan pengikut Al-Houthi selama sekitar tiga pekan.

Kota itu telah diselimuti ketegangan dan bentrokan bersenjata selama lebih dari tiga pekan. Bermacam kerusuhan dan penjaran terjadi terhadap gedung lembaga pemerintah.

Puluhan orang tewas dan banyak orang lagi cedera dalam serangkaian ledakan di satu gudang senjata di Aden pada Sabtu, ketika banyak orang berusaha menjarah senjara, kata seorang dari pemerintah kepada Xinhua.

Seorang pejabat di Departemen Kementerian Kesehatan di Aden mengatakan kepada Xinhua, "Sedikitnya 17 orang tewas dalam beberapa ledakan. Namun pada saat ini, kami tak bisa mengambil korban tewas sebab mereka dibawa ke berbagai rumah sakit di seluruh Aden."

(Uu.C003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015