Ramallah (ANTARA) - Sistem layanan kesehatan yang lumpuh menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan anak-anak di Jalur Gaza, ungkap juru bicara UNICEF di Palestina, Kazim Abu Khalaf.

Menurut situs resmi badan PBB itu, Abu Khalaf dalam jumpa pers, Selasa (4/5), menyatakan bahwa anak-anak menghadapi tantangan besar akibat perang yang hingga kini masih berlangsung, menekankan tidak ada tempat lain di dunia yang mencatat jumlah korban anak yang begitu tinggi setiap harinya.

Ia mencatat bahwa sejak 7 Oktober 2023, rata-rata 27 anak terbunuh setiap harinya. Jika ditambahkan korban luka, jumlah korban harian bertambah menjadi 83 anak dalam kurun waktu 20 bulan.

Abu Khalaf menjelaskan bahwa anak-anak termasuk yang paling terdampak akibat kelaparan yang melanda Jalur Gaza, dengan puluhan ribu anak tercatat membutuhkan pengobatan lantaran mengalami malnutrisi akut.

Ia menambahkan bahwa statistik awal menunjukkan lebih dari 40.000 anak telah menjadi yatim piatu dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah.

Jubir itu juga menekankan bahwa anak-anak di Gaza akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sembuh, tidak hanya dari luka fisik namun juga akibat trauma psikologis dan emosional mendalam yang mereka alami.

Sumber: WAFA-OANA

Baca juga: Israel bom sekolah Gaza: 25 tewas, banyak jasad anak-anak terbakar

Baca juga: Israel bunuh 11 anak dalam 48 jam, termasuk 9 anak dokter Gaza

Baca juga: Malta akan akui Negara Palestina Juni, PM kutuk pembantaian anak Gaza

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.