Jakarta (ANTARA) - Progres pembangunan proyek Relokasi Jalan Nasional (RJN) di kawasan Pelabuhan Kijing, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, telah mencapai 59 persen hingga awal Juni 2025, kata perusahaan pelaksana PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Proyek strategis ini bertujuan mengalihkan jalur jalan nasional eksisting yang sebelumnya melintasi kawasan pelabuhan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan konektivitas dan pemberdayaan masyarakat.

“Proyek ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur bisa berjalan selaras dengan pemberdayaan masyarakat. Kami bersyukur bahwa masyarakat sekitar turut menjadi bagian penting dalam pembangunan ini, baik secara langsung maupun dalam proses komunikasi yang terbuka dan membangun,” ujar Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito (BW) di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Inalum bidik FID Mempawah II selesai pada Desember 2025

Pekerjaan yang telah berjalan meliputi timbunan preloading dan struktur Jembatan Duri. Proyek ini juga menerapkan inovasi konstruksi seperti penggunaan jackdrill hammer untuk mempercepat pemancangan Prefabricated Vertical Drain (PVD) di area dengan daya dukung tanah tinggi (CBR 100 persen), sehingga mempercepat proses pemadatan dan mendukung stabilitas jalan.

Lebih dari sekadar pembangunan fisik, Agung mengatakan RJN juga berdampak langsung pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Mempawah dan sekitarnya.

Akses transportasi yang lebih baik dinilai akan mendorong aktivitas ekonomi pelaku usaha lokal, petani, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Baca juga: WIKA Dorong Peningkatan Akses Transportasi dan Ekonomi Masyarakat Kalimantan Barat Melalui Proyek Relokasi Jalan Nasional di Mempawah

Lebih lanjut, WIKA juga melibatkan 44 persen tenaga kerja lokal dalam proyek ini. Keterlibatan masyarakat tidak hanya terbatas pada pekerjaan lapangan, tetapi juga dalam penyampaian aspirasi melalui forum diskusi formal dan informal, yang turut meningkatkan kapasitas masyarakat di bidang konstruksi.

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.