Jangan sampai ada pihak-pihak di daerah yang memanipulasi kondisi kesehatan jamaah hanya demi memenuhi kuota atau target pemberangkatan

Makkah (ANTARA) - Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji RI Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut pemeriksaan istithaah kesehatan jamaah calon haji harus jujur dan bebas dari intervensi yang berpotensi merugikan jamaah.

"Jangan sampai ada pihak-pihak di daerah yang memanipulasi kondisi kesehatan jamaah hanya demi memenuhi kuota atau target pemberangkatan," ujar Dahnil di Makkah, Selasa.

Dahnil menyoroti masalah mendasar terkait istithaah atau kemampuan calon haji untuk menunaikan ibadah haji, khususnya bagi kalangan lansia, disabilitas, dan kelompok risiko tinggi (risti) dalam penyelenggaraan haji tahun ini.

Menurut dia, saat mengunjungi hotel transit Aziziyah bagi jamaah Safari Wukuf. Dari data awal, seharusnya hotel tersebut bisa menampung sekitar 2.000 orang dari berbagai sektor, namun kenyataannya hanya bisa menampung sekitar 500 lansia, disabilitas dan risti.

Baca juga: Melayani jamaah haji dengan kereta Mashaaer

Kondisi ini, menurut Dahnil, menunjukkan adanya tantangan besar dalam validasi aspek istithaah kesehatan sejak dari tanah air.

Ia menekankan bahwa pemeriksaan kesehatan bagi jamaah calon haji harus dilakukan secara jujur, akurat, dan bebas dari intervensi yang berpotensi merugikan jamaah.

"Ini sangat tidak etis, apalagi sampai memperdaya jamaah lansia yang sebenarnya tidak dalam kondisi siap secara fisik dan mental," kata dia.

Dahnil juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap jamaah yang berangkat dalam kondisi tidak layak secara medis, lalu menjadi sasaran eksploitasi, baik secara finansial maupun dalam bentuk pelayanan yang tidak semestinya.

Baca juga: Satu haji asal OKU Timur wafat di Arab Saudi karena sakit

"Saya minta para pejabat di Badan Penyelenggara Haji betul-betul melihat kondisi riil jamaah di lapangan, bukan hanya di atas kertas. Komitmen kita ke depan adalah membereskan persoalan ini," kata dia.

Dahnil menegaskan pentingnya kebijakan istithaah dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab moral. Ia menekankan bahwa jamaah yang diberangkatkan harus benar-benar memenuhi syarat istithaah secara lahir dan batin, khususnya dari aspek kesehatan fisik dan mental.

"Kami ingin memastikan bahwa yang berangkat ke tanah suci benar-benar siap menjalani rangkaian ibadah haji yang berat ini. Jangan sampai keberangkatan jamaah justru menjadi beban yang membahayakan jiwa mereka atau membuka celah eksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Dahnil.

Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan berkurangnya angka peserta program Safari Wukuf menunjukkan aspek penekanan istithaah kesehatan telah berjalan sebagaimana mestinya.

Baca juga: Timwas DPR usul BP Haji bentuk badan diklat untuk petugas haji

"Justru kita ingin mengurangi jumlah Safari Wukuf. Dalam artian, bahwa jamaah itu semakin hari semakin baik, semakin kuat istithaah-nya. Sehingga proses perjalanan ibadah haji lebih mudah buat jamaah," kata dia.

Ia menegaskan program Safari Wukuf bukanlah layanan yang ditujukan untuk diperluas jumlahnya, melainkan sebagai solusi alternatif bagi jamaah haji yang benar-benar memiliki keterbatasan fisik atau kondisi kesehatan yang lemah.

Hilman menyoroti bahwa tingginya jumlah jamaah lanjut usia (lansia) pada musim haji tahun ini, ditambah dengan cuaca ekstrem di tanah suci, membuat pemerintah tetap menyediakan program ini sebagai bentuk tanggap darurat dan perhatian bagi jamaah yang rentan.

Data yang dihimpun Kemenag mencatat ada sekitar 2.600 jamaah yang diusulkan untuk mengikuti program Safari Wukuf. Namun setelah dilakukan verifikasi ketat, termasuk pengecekan penyakit bawaan dan tingkat mobilitas, hanya sekitar 500 orang yang dapat dilayani.

Ke depan, Kemenag berharap kualitas istithaah jamaah haji yakni kemampuan fisik, mental, dan finansial dalam menunaikan ibadah terus meningkat. Dengan begitu, jumlah jamaah yang membutuhkan Safari Wukuf akan semakin berkurang.

Baca juga: BP Haji temukan indikasi dugaan pungli kepada jamaah Safari Wukuf

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.