Jakarta (ANTARA News) - Jika anda gemar menggunakan eyeliner, maka sebaiknya berhati-hati. Sebuah studi terbaru menunjukkan, menggunakan eyeliner terlalu dekat dengan bagian dalam mata bisa mengontaminasi mata dan menyebabkan masalah penglihatan.

Dalam studi itu, Dr. Alison Ng dari Centre for Contact Lens Research di Waterloo, bersama koleganya mengamati para partisipan saat mengaplikasikan eyeliner di tempat berbeda, bulu mata, bagian dalam kelopak mata dan sepanjang pinggiran dalam mata (waterline), melalui sebuah rekaman video.

Para peneliti menemukan, partikel eyeliner yang diaplikasikan pada bagian bulu mata dekat dengan kelopak dapat berpindah ke lapisan air mata.

"Kami mengingatkan, perpindahan partikel riasan eyeliner lebih cepat terjadi saat diaplikasikan pada bagian dalam kelopak mata," kata Ng seperti dilansir siaran publik Univesitas Waterloo.

Alison mengatakan, sekitar 15-30 persen partikel eyeliner yang berpindah ini bahkan terjadi dalam waktu sekitar lima menit.

Akibatnya, akan muncul rasa tak nyaman terutama bagi penderita mata sensitif atau sindrom mata kering. Eyeliner umumnya mengandung lilin, minyak, silikon dan perekat alami untuk membantu eyeliner menempel pada kelopak mata dalam jangka waktu yang lama.

Para peneliti juga menemukan, kandungan lilin dan minyak dalam eyeliner juga bisa menempel pada lensa kontak jika digunakan lebih dari sehari.

Akibatnya, mata menjadi iritasi dan memerah, bakteri berbahaya masuk ke dalam mata dan pada beberapa kasus bisa terjadi infeksi mata atau penglihatan menjadi kabur.

"Orang yang menggunakan lensa kontak lebih mungkin mengalami beberapa masalah. Jika eyeliner tersangkut dalam lensanya, gangguan pada penglihatannya meningkat," kata Alisong.

Sekalipun studi ini tidak menguji jenis bakteri yang mengontaminasi mata, Ng, mengungkapkan studi sebelumnya telah memperlihatkan riasan yang tak dibersihkan dapat mengandung bakteri. "Jika kau menggunakan eyeliner selalu pastikan menghapusnya sebelum tidur," katanya.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015